USD Sulit Turun dari Angka Rp 15 Ribu, Rupiah Hari Ini Makin Parah

Senin, 26 September 2022 – 18:20 WIB
Kurs rupiah hari ini ditutup melemah karena pengaruh sikap hawkish federal reserve bank sentral Amerika Serikat. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Kurs rupiah hari ini ditutup melemah karena pengaruh sikap hawkish federal reserve bank sentral Amerika Serikat.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan kekhawatiran pasar terhadap potensi resesi kian mengemuka setelah Federal Reserve (Fed) mengerek suku bunga acuan di kisaran 3,00-3,25 persen.

BACA JUGA: Rencana Kenaikan Harga BBM Bikin Rupiah Hari Ini Ambyar

Rupiah ditutup melemah 92 poin di level Rp 15.129 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.037 per USD.

Ibrahim menyebut The Fed dengan sinyal hawkishnya mengisyaratkan kenaikan suku bunga hingga 4,6 persen pada tahun depan.

BACA JUGA: Sinyal dari Amerika Bikin Rupiah Hari Ini Galau, Berpotensi Melemah Lagi?

"Hal ini makin membebani ekonomi dunia bahwa tren suku bunga bakal mendorong AS ke dalam perlambatan pertumbuhan," ujar Ibrahim, Senin (26/9).

Selain itu, rupiah terpukul suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 50 bps menjadi 4,25 persen diikuti kenaikan suku bunga depsit facility sebesar 50 bps menjadi 3,50, dan suku bunga lending faclity 50 bps menjadi 5 persen.

BACA JUGA: Tak Hanya Harga Emas, Rupiah Hari Ini Juga Ambyar

"Sangat mengejutkan pasar," ungkapnya.

Menurutnya, keputusan RDG BI kali ini menegaskan stance atau lebih ketat (hawkish) dengan pertimbangan utama ekspektasi inflasi yang melampaui sasaran inflasi yang 2-4 persen pasca kenaikan harga BBM. 

Secara umum, dasar pertimbangan kenaikan BI rate sebesar 50 bps di luar kebiasaan karena biasanya kenaikan hanya 25 bps.

"Dapat diterima dan logis, salah satu tujuan utamanya ialah untuk mengendalikan laju inflasi," katanya.

Hal itu, kata Ibrahim agar inflasi tidak berada jauh di luar koridor ekspektasi dan target, yakni 2-4 persen di akhir tahun ini.

"Meskipun pada akhirnya realisasi inflasi tahunan akan melampaui sasaran yang batas atasnya 4 persen. Namun, tidak berlebihan atau eksesif sehingga berpotensi mendistorsi roda perekonomian nasional," kata ibrahim.

Ibrahim menyebut kenaikan sebesar 50 bps ini memberikan isyarat bahwa BI benar-benar melakukan asesmen yang sangat hati-hati dan terukur dengan melihat perkembangan dinamika domestik dan internasional.

"Walaupun melanggar etika survey yang dibuat oleh para ekonom," ungkapnya.

Selanjutnya, Ibrahim memprediksi untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif. Namun, ditutup melemah di rentang  Rp 15.110 - Rp 15.150 per USD. (mcr28/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Rupiah hari ini   rupiah   USD   The Fed   suku bunga   BI  

Terpopuler