Usia Lanjut Beromzet 100 Juta per Bulan, Ini Tipsnya

Oleh: Ari Fahrial Syam, MD.PhD,FACP

Kamis, 01 Oktober 2015 – 05:22 WIB

jpnn.com - SAYA musti selalu bersyukur karena mempunyai kedua orang tua yang hebat. Sebentar lagi mereka akan merayakan ulang tahun pernikahan yang ke-50. "Happy anniversary to the best parents ever."

Saya musti mengatakan hebat kepada kedua orang tua kami karena berbagai hal. Melalui tangan dingin beliau lah, beliau telah menghasilkan anak-anak dengan pencapaian 1 orang doktor, 1 orang kandidat doktor, 3 orang lulus master dan 1 orang lulus sarjana. Jadi semua anak-anak mereka semuanya sarjana. Bahkan 4 dari 6 anak mereka mempunyai ijazah dari Universitas Indonesia.

BACA JUGA: Menikmati LOB di Taman Nasional Komodo, Bak Superman yang Meluncur di Dalam Laut

Saya musti mengatakan hebat karena sebenarnya orang tua kami hanya seorang pedagang tekstil yang dimulai dari pedagang kaki lima dan berlanjut sampai mempunyai belasan toko di Pasar Tanah Abang yang katanya pasar terbesar di Asia Tenggara.

Musibah kebakaran pasar Tanah Abang yang berkali-kali sampai pembangunan pasar Tanah Abang seperti saat ini membuat ayah saya tersingkir dan pindah berdagang ke Bandung.  Sampai saat ini pun beliau masih berdagang celana jeans di Bandung.

BACA JUGA: Ini Kabar Baik Bagi Lansia yang Alami Gangguan Penglihatan

Saat ini tinggal di sebuah ruko dengan omset sekitar seratus juta per bulan. Dengan umur yang tidak muda lagi yaitu berumur 77 tahun mereka masih jago dalam berdagang, walau hanya duduk di tokonya. Karena penjual dan pembeli yang datang, kadang kala orang tua kami hanya angkat telpon dan menelpon saja untuk transaksi yang dilakukan.

Jika melihat sejarah rumah tinggal kami di Jakarta, sebenarnya kami dibesarkan disuatu gang kecil yang menurut saya awalnya termasuk salah satu slum area di Jakarta. Orang tua kami tinggal di rumah tersebut mulai tahun 1965 sampai mereka pindah ke Bandung. Tetapi rumah tersebut masih ditinggali oleh adik-adik saya dan tetap masih dihuni sampai rumah tersebut dijual tahun 2014.

BACA JUGA: 4 Hal Penting yang Harus Anda Kerjakan Setelah Bangun Tidur

Sebenarnya rumah kami di Jakarta tersebut merupakan daerah dengan lingkungan yang kurang kondusif untuk anak-anak tumbuh. Kenapa saya bilang demikian karena sebagai lingkungan tempat tinggal, lingkungan tersebut sebagai salah satu tempat peredaran narkoba, ada tetangga saya yang mengggunakan dan mengedarkan narkoba dan meningggal karena narkoba.

Selain itu ada juga tetangga yang menjadi pencuri mobil bahkan menjadi perampok. Selain itu kejadian hamil di luar nikah sepertinya menjadi umum di lingkungan kami dibesarkan. Sekali lagi karena kehebatan orang tua tercinta saya dan adik-adik saya lolos dari lingkungan demikian dan mencapai cita-cita yang diinginkan.

Tips mencapai kesuksesan

Tentu menjadi pertanyaan apa tips dari kedua orang tua kami tercinta dalam mendidik anak-anak mereka.

Saya melihat kerja keras, berbagi terhadap sesama, tekun, tidak boros serta selalu beribadah menjadi kunci keberhasilan orang tua kami mendidik kami. Ayah saya selalu mencari uang dari pagi sampai malam, bahkan kadang kala keluar daerah untuk mencari barang dagangan atau mencari pelanggan.

Ibu saya selalu bangun paling dahulu dari anggota keluarga lain untuk mempersiapkan kebutuhan kami sekolah. Kerja keras yang dicontohkan kedua orang tua ini memang seharusnya ditiru anak-anaknya. Bukti dari kerja keras yang terus menerus juga dicontohkan sampai saat ini dimana orang tua kami tetap berdagang dan saya sampaikan tadi bahwa omzet bisa mencapai seratus juta rupiah sampai saat ini walau umur mereka sudah lanjut usia.

Selalu berbagi terhadap sesama, selalu dicontohkan oleh orang tua kami.Ibu saya aktif sebagai kader kesehatan bahkan sampai pernah menjadi kader kesehatan berprestasi tingkat Jakarta Pusat bahkan tingkat DKI.

Ayah saya sibuk di masyarakat sebagai pengurus RW. Saya selalu ingat setiap menjelang lebaran ayah saya membagikan kain untuk celana atau baju pada orang-orang yang tidak mampu di RW tempat kami tinggal. Selain itu Bapak saya juga menampung keponakannya, diajari berdagang dan beliau juga mencarikan jodoh untuk keponakannya tersebut.

Menolong dan selalu berbagi merupakan bagian dari hidup dan kehidupannya. Beberapa keponakannya sempat mempunyai toko sendiri dan sebagian dari mereka saat ini sudah tidak berdagang lagi dan usaha dagangnya dilanjutkan oleh anak-anaknya. Ironisnya tidak ada satupun dari anak ayah saya melanjutkan usaha dagangnya . Tetapi walaupun demikian ayah saya masih berdagang.

Satu sisi positif yang dicontohkan oleh orang tua saya adalah hidup sederhana. Walau mampu beli mobil bagus di masa jayanya tetapi tetap ayah saya hanya mempunyai mobil seperti orang kebanyakan. Begitu juga untuk rumah walau sebenarnya mampu untuk pindah tinggal di rumah yang lebih besar atau lebih baik tetapi ayah saya tetap memilih rumah lama dan hanya direnovasi sesuai kebutuhan. Dalam memberikan uang jajan dan berbagai fasilitas kepada anak-anaknya mereka tetap tidak berlebih-lebihan.

Menurut saya kesederhanaan membuat orang tua saya bisa mengantarkan kami para anak-anaknya seperti saat ini dan juga hal ini membuat ayah saya tetap bertahan sebagai seorang pedagang. Dibandinngkan dengan teman-teman pedagang seumuran ayah saya, ayah saya termasuk langka karena tetap bertahan sebagai pedagang sampai saat ini.

Pendidikan agama merupakan kunci utama dalam pendidikan anak. Orang tua mengirim kami ke guru agama untuk belajar membaca Al-qur'an dan pengetahuan agama dan bahkan sampai akhirnya guru agama tersebut datang ke rumah secara rutin untuk memberikan pelajaran agama. Hal ini penting karena orang tua kami berpikir bahwa pendidikan agama menjadi dasar yang penting untuk hidup dan kehidupan kami selanjutnya.

Akhirnya kita seharusnya bisa menarik pelajaran dari pengalaman hidup orang tua kami dimana saat ini masih produktif walau berusia lanjut. Sekali lagi kerja keras, berbagi terhadap sesama, tekun, tidak boros serta taat beribadah menjadi kunci keberhasilan orang tua kami dalam mendidik kami. Salam sehat. (sam/jpnn)

*Ari Fahrial Syam, MD.PhD,FACP
Division of Gastroenterology,Department of Internal Medicine, University of Indonesia
Twitter @dokterari

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tips Mudah Meningkatkan Memori Anda


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler