Ustaz HNW: Memakmurkan Masjid Bisa Cegah Radikalisme

Senin, 14 Desember 2020 – 13:33 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat Sosialisasi Empat Pilar MPR yang dikemas dalam bentuk Temu Tokoh Nasional kerja sama MPR dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Administrasi Jakarta Selatan, di Jakarta, Minggu (13/12). Foto: Humas MPR.

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyatakan memakmurkan masjid bisa mencegah dan menghilangkan radikalisme.

Menurutnya, masjid perlu dimakmurkan dengan anak-anak muda yang mempunyai pengetahuan keislaman, sehingga mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin.

BACA JUGA: HNW: Usut Tuntas Penembakan Enam Laskar FPI

“Dengan memakmurkan masjid melalui pengelolaan yang baik maka masjid bukan menjadi klaster terorisme dan radikalisme, tetapi masjid menjadi tempat terwujudnya Islam yang rahmatan lil alamin. Kalau sudah rahmatan lil alamin tidak mungkin menjadi radikal,” katanya.

Hidayat Nur Wahid menyampaikan itu dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR yang dikemas dalam bentuk Temu Tokoh Nasional kerja sama MPR dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Administrasi Jakarta Selatan, di Jakarta, Minggu (13/12).

BACA JUGA: HNW: Pemberlakuan Kembali Calling Visa Israel Bertentangan dengan Empat  Pilar MPR RI

Sosok yang karib disapa Ustaz HNW itu menolak anggapan bahwa radikalisme muncul dari masjid. Anggapan itu sebelumnya menyebutkan bahwa munculnya radikalisme karena dari anak-anak muda yang mempunyai kemampuan pengetahuan Alquran dan bahasa Arab kemudian menebarkan radikalisme.

“Masjid bukanlah tempat penyemaian radikalisme. Justru kalau ingin radikalisme diberantas maka masjid perlu dimakmurkan dengan orang-orang yang mempunyai pengetahuan Alquran. Kalau mereka bertakwa pastilah tidak radikalis,” paparnya. 

BACA JUGA: MPR RI: Pemerintah Harus Konsisten Dalam Menegakkan Protokol Pengendalian Covid-19

Ustaz HNW menceritakan saat masih menjabat ketua MPR, ia bersama tokoh Islam dunia lainnya pernah mengunjungi Tiongkok.

Pada saat itu sudah muncul isu bahwa masjid menjadi tempat tumbuhnya paham radikalisme karena anak-anak muda di masjid.

“Kami sampaikan ke pihak China, justru kalau ingin menghilangkan radikalisme dari anak-anak muda maka mereka jangan dilarang ke masjid. Justru bukalah masjid itu supaya anak-anak muda datang ke masjid,” kata HNW.

Sebab, lanjut HNW, kalau anak-anak muda datang ke masjid maka mereka akan bertemu, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan jemaah lainnya mendengarkan nasihat-nasihat yang baik.

Namun, katanya, kalau masjid ditutup akhirnya anak-anak muda mencari pertemuan di tempat yang lain, yang tertutup dan eksklusif. "Anak-anak muda malah bertemu dengan mereka yang membuatnya menjadi radikal,” imbuhnya.

Sisi lain, HNW juga membahas Empat Pilar MPR (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) temu tokoh nasinonal ini.

Dia menjelaskan bahwa Empat Pilar MPR sesungguhnya adalah warisan jihad dan ijtihad, hadiah dari peran serta para kiai dan ulama baik dari ormas Islam maupun dari partai Islam.

HNW menyebutkan beberapa tokoh seperti KH Wahid Hasyim dari NU, KH Mas Mansyur dari Muhammadiyah, KH Abdul Halim dari PUI, dan lainnya.

“Para tokoh ini, baik dari NU, Muhammadiyah, PUI, Persis, Al Khairiyah, Partai-partai Islam, pastilah orang yang aktif di masjid, bukan sekadar jamaah, tetapi menjadi khatib dan orang yang memakmurkan masjid," katanya.


"Dengan kecintaan pada Indonesia, para tokoh ini menyelamatkan Indonesia dari Belanda dan dari paham komunisme. Inilah Indonesia sekarang yang diwarisi oleh mereka,” lanjut HNW.

Menurut HNW, para tokoh Islam ini terlibat dalam memerdekakan dan membahas dasar negara Indonesia merdeka, hingga bentuk Pancasila dalam UUD NRI Tahun 1945.

"Lima sila Pancasila adalah sila-sila yang akrab dengan orang masjid atau aktivis masjid. Seperti Ketuhanan yang Maha Esa, orang masjid pasti paham. Jemaah identik dengan persatuan,” ujar HNW.

Menurut dia, memahami dengan baik tentang Pancasila melalui pendekatan peran serta ulama dalam sejarah kebangsaan Indonesia perlu disegarkan terus menerus dalam sosialisasi Empat Pilar.

"Dengan cara itu maka ketika kita memakmurkan masjid, kita mempunyai pegangan bahwa para tokoh Islam masuk ahlussunnah wal jamaah memperjuangkan dan mempertahankan Indonesia merdeka,” pungkasnya. (*/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler