Usulan Kebutuhan CPNS Daerah Bengkak, Pusat Selektif

Senin, 16 Mei 2011 – 23:58 WIB

JAKARTA--Banyaknya usulan kebutuhan pegawai yang disodorkan daerah membuat pemerintah bingungPasalnya, meski setiap tahun diadakan penerimaan pegawai, usulan formasi pegawai di daerah tetap saja gemuk.

"Bingung juga saya, kok usulan daerah gemuk

BACA JUGA: 90 Persen Instansi Pusat Sudah Usulkan Formasi CPNS

Rata-rata usulannya ribuan pegawai," ujar Deputi SDM bidang Aparatur Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) Ramli Naibaho, Senin (16/5).

Dia mencontohkan usulan Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang mencapai 11.262 orang
Jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya, maka usulan tersebut dinilai terlalu banyak.

"Usulan pegawai harus disesuaikan dengan jumlah penduduk dan kemampuan APBD

BACA JUGA: Kontras Sebut Densus 88 Ceroboh

Normalnya satu pegawai melayani empat sampai enam masyarakat
Kalau pegawainya lebih banyak, mau kerja apa

BACA JUGA: KKP Bentuk Pusat Pelayanan Tenaga Kerja

Kan mubazir namanya," katanya.

Diakuinya, usulan tersebut masih akan digodok lagi oleh Kemenpan-RBNamun, hendaknya daerah ketika akan mengajukan usulan harus melakukan analisa sendiri.

"Jumlah kebutuhan pegawai yang diusulkan harusnya dianalisa duluJangan karena dipikir masih akan digodok lagi, lantas pengajuannya besar-besarJangan juga berpikir, usulkan saja banyak biar jatah setelah dikurangi masih tetap besarItu salah, meski besar kalau memang sesuai tetap dikabulkanSebaliknya meski sedikit tapi kalau tidak sesuai, akan ditolak," terangnya.

Gemuknya usulan kebutuhan pegawai ini, menurut Ramli, akan menambah waktu pembahasan kuota per daerahPasalnya, dalam penetapan kuota, pusat akan melakukan analisa ke daerah tentang berapa kebutuhan riilnya.

"Kalau usulannya banyak, waktu analisa juga panjangBelum lagi kalau ada daerah yang bolak-balik ke pusat karena tidak puas dengan kuota yang ditetapkan, makin panjang urusannya," tandasnya(esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Reformasi Internal TNI Belum Tuntas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler