jpnn.com - JAKARTA - Mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua berharap proses seleksi pimpinan KPK nanti dilakukan dengan benar-benar serius. Hal ini untuk memastikan KPK tidak dipimpin oleh orang yang salah selama lima tahun ke depan.
Abdullah menilai, kualitas seleksi pimpinan KPK di dua periode sebelumnya termasuk buruk. "Sebab, pimpinan KPK jilid dua dan jilid tiga bermasalah, menunjukkan ada masalah dalam proses seleksi, baik di Pansel maupun DPR," kata Abdullah saat dihubungi, Sabtu (4/4).
BACA JUGA: Subsidi Ditarik, Mana Program Prorakyat dari Jokowi?
Menurutnya, panitia seleksi (Pansel) harus menerapkan standar yang lebih ketat terhadap para calon. Terutama soal rekam jejak pendidikan dan pekerjaan serta latar belakang keluarga.
Selain itu, Abdullah menilai bahwa pengetahuan calon mengenai peraturan yang berkaitan langsung dengan kerja KPK perlu digali lebih dalam oleh Pansel. Termasuk di dalamnya pengetahuan tentang kode etik KPK.
BACA JUGA: Blokir Situs Diduga Radikal, BNPT Harus Pastikan Hal Ini
"Tes pengetahuan calon pimpinan harus meliputi pengetahuan pasal-pasal tentang korupsi dan kode etik KPK," bebernya.
Tidak hanya ujian materi saja, Abdullah ingin tahap tes kesehatan juga diperketat. Dalam hal ini, dia mengusulkan dilakukan scan otak kepada para calon.
BACA JUGA: Pemerintah Minta Masyarakat Biasakan Diri dengan Harga BBM
"Jadi bisa diketahui seseorang punya potensi melakukan penyimpangan atau tidak," pungkasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapa dan Apa Peran Teroris Daeng Koro?
Redaktur : Tim Redaksi