jpnn.com, SURABAYA - Kalangan akademisi merespons positif ide dan gagasan bakal calon wali kota Surabaya Eri Cahyadi.
Salah satu pengakuan datang dari Rektor Universitas Surabaya (Ubaya) Ir. Benny Lianto.
BACA JUGA: Eri Cahyadi Masuk Lima Besar Nilai Tertinggi Sekolah Partai PDIP
Eri yang merupakan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya 2018-2020 tersebut, dianggap punya kompetensi untuk menjalankan pemerintahan partisipatif dengan semangat ekonomi gotong-royong untuk memajukan kota.
"Surabaya adalah kota strategis, kota penting. Semua program-program yang bagus selama ini harus diteruskan dan lebih ditingkatkan," tutur Benny Lianto usai bertemu dengan Eri Cahyadi di Grand Mercure, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Kamis (17/9).
BACA JUGA: Eri Cahyadi Sebut Surabaya Kota Berkelas Dunia Ramah Bisnis
"Karena itu harus jeli dalam memilih pemimpin. Pak Eri punya visi ekonomi gotong-royong, jadi bagaimana semua warga Surabaya ikut berpartisipasi memajukan kota yang pada gilirannya akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja,” imbuhnya.
Dalam diskusi terbatas yang juga dihadiri bakal wakil wali kota Surabaya Armuji dan sejumlah akademisi dari Ubaya tersebut, Eri mengatakan bahwa Pemerintah Kota Surabaya harus mampu mengkolaborasikan potensi kotanya agar bisa maju bersama.
BACA JUGA: Eri Cahyadi Tak Ingin Warga Cuma jadi Penonton Kemajuan Surabaya
Salah satunya dengan membuka partisipasi dari kalangan perguruan tinggi untuk berpartisipasi.
Caranya dengan menjalin sinergi kebutuhan pemberdayaan warga kota dengan kapasitas kampus-kampus di Surabaya.
Salah satu yang sudah berhasil Eri lakukan di Bulak, Surabaya Utara.
Di sana Eri menggandeng Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur untuk mendampingi UMKM berskala rumah tangga sampai memiliki produk unggulan dan berjualan.
Akademisi dari UPN mendampingi ratusan warga binaan agar bisa melakukan produksi dengan standar industri makanan, pengemasan, hingga penjualan.
“Sekarang mereka sudah bisa berjualan di pasar-pasar besar, mal, bahkan sampai ke luar kota,” kata Eri.
Surabaya, kata Eri, punya kawasan-kawasan khas yang membutuhkan kontribusi kampus-kampus.
“Kita (Surabaya) punya kawasan strategis secara ekonomi seperti Pabean. Ini kawasan ekonomi warga karena jadi lokasi pasar ikan, tetapi juga punya potensi wisata untuk jadi jujukan wisata fresh market," ujar Eri.
"Pembenahan kawasan ini bisa kita libatkan kampus untuk ikut berkontribusi dalam memberdayakan warga agar potensi ekonominya dirasakan juga oleh masyarakat sekitarnya,” imbuhnya.
Ide dan gagasan Eri Cahyadi diakui para akademisi sangat kreatif, adaptif sekaligus kekinian dengan gairah tren tata kota global.
Benny menambahkan, Kota Surabaya bakal mampu bersanding dengan kota-kota dunia.
"Apa yang ditawarkan Mas Eri sudah bersinergi dengan konsep ‘Kampus Merdeka, Merdeka Belajar’. Seluruh mahasiswa di semua kampus di Surabaya bisa menjadikan Surabaya sebagai laboratorium, sebagai praktik kurikulum kampusnya,” kata Benny.
Kampus dan Pemkot Surabaya, imbuh Benny, punya satu penjuru yang sama.
Mahasiswa dan dosen bisa ikut berpartisipasi aktif dalam pembangunan kota sedangkan warga Surabaya bakal lebih sejahtera karena lapangan kerja baru terus bermunculan.
“Inilah saya kira konsep ekonomi gotong-royong yang membumi, sekaligus sejalan dengan potensi Kota Surabaya,” katanya. (*/adk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek