Usut Tuntas Rusuh Lapas Sorong

Kamis, 23 April 2020 – 15:06 WIB
Habib Aboe Bakar Al Habsy dan Sandiaga Uno. Foto: Istimewa for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ratusan narapidana mengamuk dan membakar sejumlah fasilitas di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Sorong, Papua Barat, Rabu (22/4) malam.

Anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al Habsy, menyayangkan terjadinya kerusuhan tersebut.

BACA JUGA: Takut Kena Corona, Ratusan Napi Mengamuk di Lapas

Politikus PKS itu menegaskan  pembakaran fasilitas umum dalam lapas tentunya harus dipertanggungjawabkan.

"Seharusnya hal seperti ini tidak boleh terjadi. Perlu dilakukan penyidikan atas apa yang terjadi di sana," kata Aboe, Rabu (23/4).

BACA JUGA: Seorang Pria Lempar Bungkusan Plastik ke Dalam Lapas Banceuy, Isinya Ternyata

Menurut Aboe, berdasar informasi sementara dan berita yang beredar di publik, kerusuhan tersebut disebabkan kecemburuan atas program asimilasi. 

"Tentunya ini harus ada pendalaman, apakah memang ada something wrong dari program tersebut yang menyebabkan adanya reaksi dari penghuni lapas," ungkapnya.

BACA JUGA: Kasus Hewan Tertulari Virus Corona Bertambah, Hati-Hati Para Pencinta Binatang

Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan DPR itu mengatakan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham perlu turun tangan untuk melakukan audit, agar situasi serupa tidak terjadi di tempat lain.

"Sebenarnya Fraksi PKS sudah mengusulkan adanya Komisi Pengawas Pemasyarakatan yang fungsinya menjamin pemenuhan hak-hak warga binaan sehingga dapat mencegah kejadian seperti ini," katanya. 

"Kemudian jika ada persoalan seperti ini, komisi independen tersebut yang akan melakukan audit atau pemeriksaan ke dalam lapas," tuntas Aboe.

Sebelumnya diberitakan, ratusan narapidana melakukan aksi rusuh meminta dibebaskan dengan alasan kemanusiaan di tengah wabah Covid-19.

Napi membakar kasur dan berusaha menjebol tembok guna membebaskan diri. Namun, aksi tersebut digagalkan aparat TNI dan Polri.

Kepala Lapas Sorong Nunus Ananto yang dikonfirmasi mengatakan aksi yang dilakukan oleh 335 warga binaan tersebut bertujuan agar mereka dibebaskan.

"Mereka minta dibebaskan dengan alasan kemanusiaan ingin merasakan hidup bebas seperti warga lainnya dan khawatir dengan wabah ini," ujarnya. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler