UT Buka Akses Pendidikan Tinggi Seluas-luasnya Bagi Pekerja Migran

Minggu, 13 Maret 2022 – 22:55 WIB
Rahmat Budiman, S.S., M.Hum., Ph.D., Wakil Rektor Bidang Pengembangan Institusi dan Kerja Sama Universitas Terbuka (UT) dalam upacara penyerahan ijazah wisudawan UT Singapura. Foto tangkapan layar zoom

jpnn.com, SINGAPURA - Universitas Terbuka (UT) memberikan akses seluas-luasnya kepada para pekerja migran Indonesia (PMI) untuk membekali diri dengan kemampuan mumpuni menyongsong tantangan dunia kerja yang makin kompleks. Bekal ini dinilai penting, apalagi di tengah pesatnya kemajuan teknologi informasi dewasa ini.

"Sebagai institusi pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh milik pemerintah, kami membuka akses yang seluas-luasnya bagi para PMI untuk meningkatkan kompetensi melalui program bekerja sambil kuliah agar mereka memiliki daya saing dalam kompetisi global," tutur Rahmat Budiman, S.S., M.Hum., Ph.D., Wakil Rektor Bidang Pengembangan Institusi dan Kerja Sama Universitas Terbuka (UT), dalam upacara penyerahan ijazah wisudawan UT Singapura secara daring, Minggu (13/3).

BACA JUGA: Brigjen TNI Jimmy Ramoz: Belum Ada Pasien yang Diizinkan Keluar

Diharapkan, saat PMI kembali ke Indonesia, mereka memiliki kompetensi yang unggul sehingga bisa berkontribusi dalam menyiapkan generasi emas 2045 di daerah masing-masing. Generasi emas ini sekaligus menandai usia seabad Republik Indonesia dan dicirikan oleh dua fenomena penting yaitu kemampuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta memiliki kompetensi yang mumpuni.

"Itu sejalan dengan visi UT untuk menjadi institusi pendidikan yang berkualitas dunia dan menghasilkan lulusan yang kompeten menghadapi perkembangan dunia kerja," terang Rahmat. 

BACA JUGA: Resmi Jadi Mahasiswa UT, Peraih Emas Olimpiade Ajak Greysia Polii Bergabung

Dikatakannya, jumlah mahasiswa UT di luar negeri saat ini mencapai 2.303 orang sebagian besar adalah PMI, dan 149 orang mahasiswa berada di Singapura. Jumlah tersebut dinilai masih sangat kecil jika dibandingkan dengan data jumlah PMI yang berada di luar negeri. 

Berdasarkan data badan perlindungan pekerja migran Indonesia, tercatat bahwa sampai Mei 2021 jumlah PMI yang berada di luar negeri sekitar 1,8 juta orang. 

BACA JUGA: AKBP Putu Yudha Ungkap Uang yang Didapat M saat Mengantar PMI Ilegal ke Tengah Laut

"Karena itu saya mengharapkan mahasiswa UT di Singapura yang sudah lulus dan mendapatkan kesempatan diwisuda pada hari ini agar dapat mengajak teman-teman lainnya untuk bergabung dan kuliah di UT," kata Rahmat Budiman.

Ditambahkannya, UT sebagai pionir pendidikan jarak jauh selalu menyesuaikan perkembangan dan kemajuan TIK untuk meningkatkan pelayanan pendidikan. Tidak saja efektif dari sisi teknologi, tetapi juga bermakna bagi peserta didik. 

"Kami komitmen terhadap penyelenggaraan pendidikan tinggi jarak jauh yang berkualitas tinggi dan akan ditingkatkan untuk mencapai standar internasional," ujarnya. 

Rahmat juga mengucapkan selamat kepada para wisudawan yang telah sabar dan berjuang hingga lulus dalam menempuh pendidikan sambil bekerja sehingga membuahkan hasil yang membanggakan dengan diperolehnya gelar sarjana.

Sementara, Kepala Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri UT Dr. Pardamean Daulay, S.Sos., M.Si. menyebutkan lulusan Singapura yang diwisuda pada 13 Maret 2022 sebanyak 33 orang. Mereka tersebar di program studi (Prodi) Sastra Inggris 8 orang, Ilmu Komunikasi 3 orang, Akuntansi 9 orang, Ilmu Pemeriintah 3 orang, Ilmu Administrasi Negara 2 orang, dan Manajemen 8 orang.

Untuk lulusan terbaik pertama diraih Lofi Loliyanti dengan IPK 3,5. Terbaik kedua Sukempy Widyastuti, IPK 3,38. Terbaik ketiga Ratini, IPK 3,20. Ketiganya dari dari Prodi Sastra Inggris  bidang minat penerjemahan. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemnaker Tingkatkan Kompetensi Perawat agar Bisa Bersaing secara Global


Redaktur : Adil
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler