Utamakan Gotong Royong dalam Pembelajaran Daring

Rabu, 08 April 2020 – 09:59 WIB
Guru-guru dari jaringan sekolah Islam terpadu mendapatkan bantuan pangan. Foto: istimewa for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia merespons kondisi merebaknya virus Corona atau Covid-19 di beberapa wilayah yang ada di Indonesia.

Menurut Ketua Umum JSIT Indonesia Mohammad Zahri sebagai komunitas dan organisasi pendidikan di Indonesia, pihaknya sudah memberikan arahan dan imbauan, agar mengikuti kebijakan pemerintah. Di antaranya melakukan sosial distancing dan physical distancing.

BACA JUGA: Hari Paling Mematikan di New York, Corona Sangat Sadis!

"Coronavirus Disease atau Covid-19 berakselerasi dengan cepat bahkan telah berdampak negatif di bidang ekonomi dan sosial. Dibutuhkan segera gotong royong berbasis komunitas perangi Covid-19," kata Zahri, Selasa (7/4).

Komunitas yang ada di seluruh lapisan masyarakat harus bergotong-royong dengan sukarela, saling membantu satu sama lain. Bisa dengan membantu pengadaan alat kesehatan, Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis, hand sanitizer, masker, vitamin, dan sebagainya.

BACA JUGA: Kabar Baik untuk PNS, TNI, dan Polri soal THR dan Gaji ke-13, Ada Pengecualian

Bisa juga membantu dalam hal pengadaan sembako, meskipun hanya menyediakan satu nasi bungkus bagi saudara-saudara kita yang terkena dampak korona.

"Ini bisa digerakkan oleh komunitas-komunitas yang ada di masyarakat sesuai dengan kapasitas dan keahliannya masing. Saya sangat bersyukur jika yang memiliki kelebihan harta bisa membantu yang masih kurang," ungkap praktisi pendidikan ini.

BACA JUGA: Imbauan Kemendikbud kepada Perguruan Tinggi terkait Kuliah Daring

Zahri menjelaskan, gotong royong berbasis komunitas adalah skala kecil dan ini lebih mudah dikendalikan.

Menurutnya, Indonesia bisa mengatasi ancaman virus ini manakala tetap menjaga disiplin, dengan semangat gotong royong yang merupakan nilai-nilai Pancasila.

Dia mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi melawan pandemi berbasis komunitas. Ini tidak hanya di pusat tetapi juga menyentuh tingkat provinsi, kabupaten, kota, kecamatan, kelurahan, desa, bahkan sampai RT dan RW.

“Gotong royong merupakan nilai-nilai Pancasila. Pemerintah perlu membangkitkan budaya gotong royong ini. Berilah contoh dan model, libatkan banyak komunitas seperti ibu-ibu PKK atau karang taruna, Komunitas Pengusaha, Komunitas Olahraga, Komunitas Pramuka, Komunitas Dokter, Komunitas Akuntan, Komunitas Pengacara, Komunitas Psikolog, Komunitas Guru, Komunitas Jurnalis, dan sebagainya,” tuturnya.

Komunitas guru, lanjutnya, bisa melakukan sosialisasi kepada siswa tentang bagaimana memerangi Covid-19. Lewat pembelajaran daring dengan materi-materi soal Corona agar siswa tahu betapa bahayanya virus tersebut. Selanjutnya siswa menularkan informasi tersebut kepada orangtuanya serta saudaranya.

"Mendikbud selalu mengimbau agar dunia pendidikan bergotong royong dalam menghadapi pandemi Covid-19. Sebab, darurat gotong royong ini dapat menyelesaikan problem kemanusiaan," ucapnya.

Dia berharap, gotong royong berbasis komunitas ini menjadi satu langkah nyata menangani berbagai dampak akibat pandemi korona.

Lebih lanjut dikatakan, sekolah-sekolah Islam terpadu sudah melakukan anjuran pemerintah dalam sosial distancing dengan membangun kelas belajar online.

"Ruang belajar daring harus makin diperbanyak sebagai pelengkap dari ruang belajar yang sudah ada, baik yang gratisan maupun berbayar. Syukur-syukur ruang belajar daring yang dibuat baik perorangan maupun organisasi bisa diakses secara gratis. Di sinilah dibutuhkan semangat gotong royong," terangnya.

Salah satu bentuk gotong royong adalah saling berbagi tentang konten pembelajaran jarak jauh oleh para guru dan komunitas pendidikan.

Terlebih Kemendikbud baru saja meluncurkan organisasi penggerak sebagai rangkaian merdeka belajar episode ke-4.

Organisasi penggerak tersebut dapat mulai membuktikan kiprahnya menggerakkan sekolah-sekolah dalam proses pembelajaran jarak jauh.

“Jika komunitas guru bergerak memerangi pandemi dengan edukasi yang efektif kepada semua lapisan masyarakat, misalnya melalui media sosial. Para ulama bisa dengan memberikan nasihat keagamaan, untuk aparat tentu menegakkan kebijakan. Orang kaya menyediakan kebutuhan masker, hand sanitizer, sembako dan lain sebagainya," paparnya.

Begitu juga bagi komunitas lainnya, semua bergerak secara gotong royong. Bidang garapnya sesuai spesifikasi komunitas tersebut. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler