"Utang kita masih sekitar USD 650 juta, rinciannya kepada siapa saja tidak bisa disebutkan karena confidential (rahasia)," ujar Direktur Keuangan Garuda Indonesia, Eddy Poerwanto, Kamis (23/4)
BACA JUGA: Misi Dagang ke Vietnam Strategis
Diakuinya, program restrukturisasi utang Garuda tersendat akibat krisis global. Beberapa skenario restrukturisasi yang sudah dibuat terpaksa dikaji ulang.Eddy menilai, sebagian besar utang sudah dalam tahap dokumentasi, karena sudah mencapai kesepahaman dengan para kreditor
BACA JUGA: Perdagangan Indonesia-Vietnam Tembus US$ 2,3 Miliar
Namun, sebagian kecil utang masih dalam bentuk outstanding sehingga Garuda masih harus melakukan negosiasi dengan kreditorBukti kalau restrukturisasi utang dijalankan, Kementrian BUMN sudah memberikan lampu hijau kepada Garuda untuk melakukan IPO (initial public offering)
BACA JUGA: RI Genjot Investasi di Vietnam
Namun hal itu belum bisa dilakukanAlasannya, kondisi bursa masih fluktuatif"Saya berharap kondisi pasar bisa membaik sehingga kita bisa secepatnya IPODari sisi legal kita sudah siapkan," tegasnya.Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar menambahkan, di tengah situasi krisis ekonomi global, Garuda berhasil meraup keuntungan bersih sebesar Rp 669 miliar pada 2008"Kita juga berhasil meningkatkan pendapatan usaha (revenue) secara signifikan, pada 2007Revenue kita Rp 14,2 triliun, pada 2008 revenue meningkat hingga 37 persen menjadi Rp 19,4 triliun," timpalnya..
Hal itu menurut Emir, dilakukan melalui berbagai program dalam aspek komersial, operasional, keuangan, peningkatan produktifitas karyawan, serta program efisiensi yang dilaksanakan pada 2008Program itu berhasil meningkatkan jumlah penumpang yang diangkut dari tahun sebelumnya sebanyak 9,2 juta penumpang menjadi 10,1 juta penumpang"Jumlah penumpang yang kita angkut meningkat sembilan persen," lanjutnya.
Garuda juga berhasil meningkatkan kapasitas produksi (availability seat kilometer/ASK) dari 18,1 juta seat kilometer pada 2007 menjadi 20,1 juta seat kilometer pada 2008, atau mengalami peningkatan sebanyak 11 persenDemi menjaga kinerja perseroan, Garuda menutup rute yang dianggap kurang menguntungkan dan mengalihkan armadanya ke rute yang lebih menguntungkan"Kita baru saja tutup rute ke Darwin Australia," jelasnya(wir/bas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terlibat di Inacraft, BNI Dukung Usaha Kreatif
Redaktur : Tim Redaksi