jpnn.com, JAKARTA - Utang Indonesia dari Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia kembali akan cair.
ABD menyetujui utang berbasis kebijakan senilai USD 500 juta untuk membantu Indonesia melakukan pemulihan pandemi Covid-19 dan menciptakan pertumbuhan berkelanjutan.
BACA JUGA: Kabar Terkini Utang Indonesia, Bertambah Lagi, Jadi Sebegini
Direktur ADB bidang Pembangunan Manusia dan Sosial bagi Asia Tenggara Ayako Inagaki mengatakan pinjaman ini untuk membantu meningkatkan kualitas SDM.
Di samping itu, dibidik bakal menaikkan produktivitas tenaga kerja, serta reformasi di bidang pendidikan, pengembangan keterampilan, kesehatan, dan perlindungan sosial.
BACA JUGA: Indonesia Bakal Hapus Energi Batu Bara dengan Utang? Begini Kata Menteri Keuangan
“Program ini mendukung reformasi penting yang membantu pemerintah mencapai berbagai target kesehatan dan pendidikan dalam Sustainable Development Goals,” ujar Ayako di Jakarta, Minggu (21/11).
Menurut dia, Indonesia membutuhkan sokongan dana untuk meningkatkan kualitas angkatan kerja yang terampil.
Angkatan kerja menjadi kunci kesuksesan transisi menuju manufaktur teknologi tinggi dan ekspor bernilai tambah lebih tinggi.
SDM juga diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi tahunan hingga tujuh persen yang akan membawa Indonesia jadi negara berpenghasilan tinggi pada 2045.
Data menyebut indeks modal manusia Indonesia naik menjadi 54 persen pada 2020 dari sebelumnya 50 persen pada 2010.
Pembangunan manusia diidentifikasi sebagai pendorong penting pertumbuhan ekonomi dalam Visi 2045 Pemerintah Indonesia dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020–2024.
Ayako menyebut pinjaman baru ini membiayai subprogram pertama dari tiga subprogram Meningkatkan Produktivitas Melalui Program Pembangunan Modal Manusia (Boosting Productivity through Human Capital Development Program).
Program ini menggabungkan pinjaman berbasis kebijakan dengan bantuan teknis dan dukungan pengetahuan yang berfokus pada kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial.
ADB optimistis akan menaikkan indeks SDM Indonesia menjadi 59 persen pada 2026.
“Adanya angkatan kerja yang terampil dan sehat melalui pendidikan teknis dan vokasi, pelatihan dan pendidikan tinggi akan mendorong perusahaan untuk berinvestasi di Indonesia sehingga turut memajukan pembangunan sektor swasta,” jelas Ayako Inagaki. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia