jpnn.com, JAKARTA - Aturan seleksi mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri (PTN) berubah.
Perubahan yang ditetapkan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim berlaku untuk seluruh jalur seleksi masuk PTN, yaitu seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN), seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN), dan ujian mandiri.
BACA JUGA: Polisi Tangkap Sindikat Joki UTBK SBMPTN, Sekali Beraksi Untung Hingga Rp 6 Miliar
Nadiem mengatakan SNMPTN akan mengacu pada rata-rata nilai rapor, minat, dan bakat, sementara, pada ujian mandiri, Kemendikbudristek meminta PTN transparan untuk kuota penerimaan, metode ujian, dan besaran biaya masuk.
Selain itu, Kemendikbudristek juga menghapuskan tes potensi akademik (TPA) pada SBMPTN, dan hanya menyisakan tes potensi skolastik (TPS).
BACA JUGA: PDIP Beri Hadiah kepada Peserta Program Try Out UTBK SBMPTN
Merespons kebijakan untuk masuk PTN yang baru, Founder dan Chief Education Officer Zenius Sabda PS mengatakan siswa akan memiliki tantangan yang lebih besar untuk masuk PTN. Sebab, siswa jadi memiliki banyak pilihan dan jalur untuk masuk perguruan tinggi idaman mereka.
“Untuk ujian tulis berbasis komputer ( UTBK) misalnya, dari sisi siswa, memang terlihat lebih mudah karena tidak terlalu banyak mata pelajaran yang harus dipelajari," kata Sabda
BACA JUGA: Begini Nasib 4 Peserta UTBK SBMPTN yang Pakai Joki, Ampun deh
Namun, lanjutnya ini akan menjadi tantangan tersendiri, karena TPS dianggap mudah bagi kebanyakan siswa. UTBK tahun depan akan menjadi lebih sulit atau lebih kompetitif.
Untuk itu, ujarnya siswa tetap harus mempersiapkan UTBK dengan maksimal. Khusus bagi para siswa, Zenius juga telah mengembangkan cara belajar adaptif melalui fitur ZenCore.
Di sini, setiap siswa dapat melatih kemampuan fundamental di tiga bidang, yaitu Matematika, Bahasa Inggris, dan logika verbal, yang disesuaikan dengan level kemampuan masing-masing.
"Guru dan siswa, mari sambut transformasi pendidikan dengan semangat dan cara belajar baru," pungkas Sabda. (esy/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Mesyia Muhammad