jpnn.com, BANDUNG - Pelaksana harian (Plh) Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta warganya untuk sementara tidak menyumbangkan harta melalui yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Uu mengatakan warga lebih baik menunggu penyelidikan pihak kepolisian soal ACT yang diduga menyelewengkan dana bantuan masyarakat selesai dilakukan.
BACA JUGA: Petinggi Ansor kepada MSAT Anak Kiai di Jombang: Menyerahlah!
"Saya minta kepada masyarakat untuk saat ini tidak menyumbang terlebih dahulu lewat ACT, selama sedang ada penyelidikan dan penyidikan oleh aparat penegak hukum," kata Uu dalam keterangannya secara lisan pada Rabu (6/7).
Uu menyampaikan imbauan itu demi kebaikan bersama dan ketenteraman warga Jawa Barat, terlepas suka dan tidak suka terhadap lembaga tersebut.
BACA JUGA: Ditanya Soal Kerja Sama dengan ACT, Anies Baswedan Tersenyum, Lalu...
"Kami selaku pemerintah menyampaikan kepada masyarakat demi kemaslahatan, demi kebaikan kita semua," ujar Uu Ruzhanul Ulum.
Sebelumnya, Aksi Cepat Tanggap (ACT) diduga melakukan penyelewengan dana bantuan.
BACA JUGA: 3.500 Honorer Daerah Ini Dites, Lebih 1.000 Orang Tak Lulus, Duh
Eks pendiri ACT Ahyudin diduga mendapat gaji Rp 250 juta per bulan serta fasilitas operasional berupa satu unit Toyota Alphard, Mitsubishi Pajero, dan Honda CRV.
Adapun untuk jabatan di bawah Ahyudin dikabarkan mendapat gaji dan fasilitas yang tak kalah mewah.
Selain itu, uang miliaran rupiah juga diduga mengalir ke keluarga Ahyudin untuk kepentingan pribadi, yakni pembelian rumah hingga perabotan rumah tangga.
Ahyudin, istri, dan anaknya pun disebut-sebut mendapat gaji dari anak perusahaan ACT.
Aliran dana oleh anak perusahaan itu pun diduga melanggar Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan.
Di sisi lain, dugaan penyelewengan dana juga dilaporkan terjadi di luar Jakarta yaitu dugaan penggelapan pada program Lumbung Ternak Wakaf di Blora, Jawa Tengah.
BACA JUGA: Kemensos Cabut Izin ACT, Fadli Zon Bilang Begini
Lalu, ACT disebut mendapatkan dana Rp 135 miliar dari Boeing untuk membangun 91 sekolah.
Pembangunan sekolah itu bagian dari kompensasi Boeing kepada keluarga korban kecelakaan jatuhnya pesawat Lion Air JT-610.
Namun, sebagian dananya dikabarkan dipakai untuk menutup pembiayaan ACT.
Pada Januari 2022 lalu, pendiri ACT Ahyudin pun mengundurkan diri usai diminta oleh para pimpinan. (cr1/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Dean Pahrevi