Vaksin COVID-19 Berpotensi Jadi Komoditas Politik, Pemerintah Diminta Fokus Pada Kepentingan Masyarakat

Kamis, 22 Oktober 2020 – 17:00 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah diminta fokus untuk mengejar target pemenuhan vaksin pada masyarakat dan menghindari kontroversi. Adanya kontroversi politik terkait vaksin Covid-19, seperti yang terjadi di Brasil, dinilai bisa menjadi pelajaran.

Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai vaksin adalah kebutuhan yang mendesak bagi masyarakat. Menurutnya, pemerintah mesti fokus pad produksi vaksin.

BACA JUGA: Akhir 2020 Uji Praklinis, Ini Kelebihan Vaksin Merah Putih

Pro dan kontra vaksin layaknya yang terjadi di Brasil penting untuk dicegah. Karenanya dia meminta seluruh pihak untuk mendahulukan kepentingan masyarakat terkait dengan vaksin.

"Penemuan vaksin yang lulus uji klinis dalam negeri justru makin meningkatkan animo kepercayaan publik," ujar Pangi dalam keterangan tertulis, Kamis (22/10).

BACA JUGA: Info Terkini Soal Perkembangan Uji Klinis Vaksin Covid-19 di Indonesia

Pangi pun mendesak pemerintah agar fokus pada urusan pemenuhan vaksin dengan terus menjalin komunikasi kepada masyarakat.

Sebelumnya isu terkait vaksin Covid-19 Sinovac berkembang menjadi komoditas politik di Brasil. Hal ini tak terlepas pernyataan Presiden Brasil Jorge Bolsonaro yang menolak vaksin tersebut.

BACA JUGA: Peserta Meninggal Dunia, Uji Klinis Vaksin COVID-19 Jalan Terus

Presiden yang sejak awal memandang enteng Covid-19 ini malah menyatakan enggan menjadikan vaksin sebagai bagian percobaan bagi rakyatnya.

Namun sikap Bolsonaro ini mengundang kecaman dari sejumlah kalangan di Brasil. Sikap Bolsonaro dinilai terkait dengan rivalitas politiknya dengan gubernur Sao Paolo Joao Doria. Sao Paolo sendiri jadi wilayah yang ikut bekerja sama dengan Sinovac dalam mengembangkan vaksin lokal di Brasil.

Akibat langkah proaktif ini, popularitas Doria naik di masyarakat. Hal inilah yang dinilai jadi pangkal dari manuver Bolsonaro menolak vaksin Sinovac.

Profesor ilmu politik Brasil, Claudio Couto, menilai langkah presiden l Bolsonaro hanya sekadar manuver politik jangka pendek. Sebab rencana kerja sama pengembangan vaksin di Brasil dengan Sinovac menggandeng negara bagian Sao Paolo. Gubernur Sao Paolo João Doria disebut calon kuat penantang Bolsonaro pada pemilu mendatang.

Karena itu rencana kerja sama Sinovac dengan turut menggandeng pemerintah Sao Polo coba digagalkan Bolsonaro. "(Langkah Bolsonaro) Itu tidak ada hubungannya dengan virus, lebih merupakan cara untuk menjegal Doria, yang disebut-sebut sebagai kemungkinan penantang untuk pencalonan kembali Bolsonaro pada pemilihan 2022,” kata Couto seperti dilansir laman AP, Rabu (21/10).

Sebaliknya, Joao Doria menegaskan langkah kerja sama dengan Sinovac hanya berdasarkan kebutuhan untuk kesehatan yang sangat mendesak. Dia menilai kerja sama ini mutlak diperlukan untuk segera memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di negara. Sebab Sinovac sudah terbukti aman dan sangat berhasil dalam menekan angka Covid di Cina.

"Ini bukan terkait ideologi, bukan politik, bukan pula untuk menjamin kesuksesan pemilu mendatang. Tapi memang ini hanya karena kebutuhan kita tentang vaksin itu sendiri," kata Doria menegaskan pentingnya vaksin Sinovac. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler