Vaksin Merah Putih Buatan Unair Gunakan Metode Inactivated Virus, Berikut Penjelasannya

Senin, 19 April 2021 – 23:29 WIB
Tim Peneliti Vaksin Unair Prof Dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih. Foto: Arry Saputra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Vaksin Merah Putih yang dikembangkan Universitas Airlangga (Unair) menggunakan metode inactivated virus.

Metode tersebut berbeda dengan versi Lembaga Biomolekuler Eijkman yang menggunakan metode rekombinan. 

Tim Peneliti Vaksin Unair Prof Dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengatakan metode itu dipilih karena memberikan hasil lebih cepat. 

Sebetulnya sejak awal riset vaksin, kata Puspaningsih, pihaknya menggunakan tiga alternatif metode.

BACA JUGA: Kombes Iqbal Beberkan Sosok Pemasok Senjata ke KKB, Jangan Kaget!

Tiga metode itu terdiri dari satu klasikal dan dua next generation. 

Platform klasikal adalah inactivated virus alias membuat vaksin dari virus utuh yang dimatikan.

"Yang next generation adalah peptide berbasis peptida dan kedua adalah viral vector," ujar dia di Unair, Senin (19/4). 

Para peneliti perlu membuat terobosan dalam pengembangan vaksin menggunakan metode next generation.

BACA JUGA: Seruan Simpatik Taruna Merah Putih untuk Melawan Virus Corona

Pasalnya, dua platform itu belum banyak digunakan. 

"Di dalam perjalanan yang next generation itu sampai hari ini masih kami lakukan penelitiannya. Yang inactivated ini berjalan lebih cepat," tutur dia. 

Unair memilih meneruskan uji klinis menggunakan inactivated virus karena pertimbangan waktu pembuatan dan dana penelitian.

Saat ini, vaksin Merah Putih versi Unair tersebut tengah diujikan ke hewan. 

"Ini salah satu strategi scientist di Unair dengan berbagai ilmu bersatu padu. Yang mana memungkinkan lebih awal dengan hasil lab bisa dipertanggungjawabkan maka akan diteruskan," ungkap Tri Puspaningsih.

BACA JUGA: Rektor Unair Menyampaikan Kabar Gembira soal Vaksin Merah Putih

Dia menerangkan meski ketiga platform memiliki cara pembuatan yang berbeda, tetapi ketiganya bertujuan sama yaitu memperoleh antigen virus.

Antigen virus inilah yang menjadi vaksin lalu disuntikkan ke tubuh manusia. 

"Semuanya intinya untuk mendapatkan bagian dari protein struktural virus SARS-Cov-2. Untuk menjadi bagian antigen yang akan disuntikkan nanti agar tubuh bisa menggunakan antibodi. Platform apa pun yang dipilih kata kuncinya sebenarnya sama," papar dia. 

Meski saat ini Vaksin Merah Putih telah diputuskan menggunakan platform inactivated virus, dua platform lainnya tetap dikembangkan untuk penelitian. Keduanya masih pada tahap uji praklinis.

"Pak Rektor sudah memutuskan atas hasil konsultasi kami yang jalan sampai uji klinis cukup satu karena klinikal trial ini, kan, biaya besar."

"Namun, platform lainnya tetap dilaksanakan penelitian sampai uji preklinis," kata Tri Puspaningsih. (mcr12/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mobil Pikap Terparkir di Jalan, Warga Penasaran, Setelah Didekati, Astaga..


Redaktur & Reporter : Arry Saputra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler