Vaksin Penyakit Mulut dan Kuku Impor Harus Dibagikan Merata di Seluruh Indonesia

Kamis, 04 Agustus 2022 – 19:50 WIB
Hewan ternak di Jateng. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Langkah pemerintah mendatangkan vaksin akan membantu mengurangi beban biaya yang dirogoh peternak selama menghadapi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

“Dengan adanya vaksinasi (PMK) secara otomatis akan menekan biaya, melindungi hewan ternak,” kata Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Nanang Purus Subendro saat dihubungi baru-baru ini.

BACA JUGA: Jan Samuel Maringka Beberkan Strategi Itjen Kementan Wujudkan Kalbar Zero PMK

Menurut Nanang, vaksin PMK impor yang segera tiba dari luar negeri secara berkala tersebut harus diprioritaskan secara merata, baik ke wilayah yang masih bebas wabah ataupun wilayah yang sudah terdampak wabah.

“Harus berjalan secara paralel. Semua urgent (penting), zona hijau juga harus divaksin. Yang wilayah terpapar tapi ada yang belum kena (PMK) juga harus vaksin,” sambungnya.

BACA JUGA: Ganjar Beri Solusi untuk Mengatasi Penyakit Mulut dan Kuku Hewan Ternak

Hal senada juga disampaikan Ketua Umum Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) Yudi Guntara Noor. 

Dia menilai, keberadaan vaksin akan mampu mengurangi biaya yang dikeluarkan peternak untuk menghadapi wabah seperti penggunaan desinfektan dan pemisahan ternak sehat dari yang sakit.

BACA JUGA: Alhamdulillah, Vaksin Perdana Penyakit Mulut dan Kuku Tiba di Indonesia

Sekaligus memperbaiki pemasukan peternak yang terimbas wabah untuk jangka menengah dan panjang.

“Kalau divaksin, ternak tidak akan saling menulari. Dengan vaksin, dana operasional tidak keluar besar pada beberapa tahun ke depan,” kata Yudi ketika dihubungi secara terpisah.

Keduanya sepakat ke depannya hewan-hewan ternak berkuku genap akan hidup berdampingan dengan PMK layaknya Covid-19. Oleh karena itu, dibutuhkan keberadaan vaksin PMK secara berkelanjutan selain melalui impor.

“Sekarang vaksin masih impor. Ini karena emergency, karena penyakit baru. Impor ini sementara. Nantinya kita bisa impor bank vaksin, manufaktur di Indonesia kerja sama dengan swasta dalam negeri. Mudah tersedia dan gampang diakses, lebih murah juga,” kata Yudi.

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian melakukan impor vaksin PMK sebanyak 51,8 juta dosis dari lima perusahaan luar negeri dengan biaya senilai Rp1,3 triliun.

Vaksin akan datang secara berkala. Vaksin monovalen dan bivalen itu didatangkan dari Prancis, Brasil, Argentina, dan China. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler