Varian Baru Covid-19 Masuk Indonesia, Pengelola Bandara Kecolongan?

Senin, 08 Maret 2021 – 06:30 WIB
Ilustrasi Covid-19. Grafis: Rahayuning Putri Utami/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Varian baru covid-19 B117 dari Inggris telah masuk ke Indonesia. Varian baru ini dikabarkan lebih cepat menyebar sehingga akan lebih banyak orang yang terjangkit.

Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF), Prof dr Chairul Anwar Nidom menduga sistem di bandara kecolongan sehingga varian baru itu bisa masuk ke Indonesia

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Moeldoko jadi Ketum Demokrat, AHY Memohon pada Jokowi, SBY Malu, Kabareskrim Beri Peringatan

"SOP Bandara untuk screening Covid-19 harus lebih diperketat lagi. SOP penting karena  menyangkut manivestasi virus yang berbeda-beda," ujar Nidom.

Dia mengungkapkan, SOP bandara harus terus diperbaharui dengan melihat perkembangan kondisi saat ini.

BACA JUGA: Penyintas Varian Baru Covid-19 kembali ke Brebes, Pak Ganjar: Jangan Lengah!

Guru besar Biologi Molekuler Universitas Airlangga (Unair) ini berharap pengelola bandara memperketat aturannya untuk mengantisipasi penyebaran varian virus baru lainnya.

Selama ini, hanya ada aturan warga dari luar negeri harus isolasi mandiri selama lima hari. Menurutnya, waktu isolasi mandiri itu sangat singkat.

BACA JUGA: Gangguan Jiwa Meningkat selama Pandemi, Nakes dan Pasien Covid-19 Butuh Hiburan

"Bisa diperpanjang 14 hari diisolasi supaya virusnya tidak menyebar di tempat kedatangan," tuturnya.

Menurutnya, di saat pandemi Covid-19 seperti saat ini bukan hanya epidemiologi saja yang penting, tetapi virologi.

"Karakter virus itu penting karena menyangkut masalah obat apa yang cocok, vaksin apa yang cocok dan isolasinya seperti apa. Itu harus evaluasi terus," jelasnya.  

Meski baru ditemukan di daerah Karawang, Jawa Barat, ujar Nidom, masyarakat Indonesia harus tetap waspada. Dia khawatir virus tersebut sudah menyebar tetapi belum ditemukan.

"Saat ini pemikirannya bukan virus tersebut ditemukan di mana. Bukan di situ pemikirannya. Sekarang beranggapan bahwa di seluruh Indonesia sudah ada. Untuk itu seluruh rakyat Indonesia harus waspada," pungkasnya. (ngopibareng/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler