jpnn.com, YOGYAKARTA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X memastikan bahwa varian virus corona B.1.617.2 atau disebut varian delta telah memasuki provinsi ini.
Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta mengingatkan warga mematuhi seluruh aturan pembatasan pemberlakuan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat, termasuk saat Iduladha.
BACA JUGA: LIPI Sebut Lonjakan Kasus Covid-19 di Indonesia Didominasi oleh Varian Delta
Sebab, adanya perkembangan virus corona varian delta yang menyebabkan kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta mengalami peningkatan signifikan sepanjang Juli 2021.
"Sudah ada pernyataan dari Gubernur DIY (Sri Sultan Hamengku Buwono X) bahwa jenis virus yang berkembang di Yogyakarta saat ini adalah varian delta yang tingkat sebarannya lebih cepat dan mudah," kata Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Minggu (18/7).
Kecepatan peningkatan kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta mengalami kenaikan 10 kali lipat sepanjang Juli apabila dibanding bulan sebelumnya.
Rata-rata kenaikan kasus di Yogyakarta setiap hari sekitar 10-30, tetapi pada Juli bisa mencapai 300-400 per hari.
BACA JUGA: Anak Buahnya Plesiran ke Yogyakarta saat COVID-19 Lagi Tinggi, Oded Meradang
Heroe menjelaskan dengan kondisi tersebut maka masyarakat kembali diingatkan untuk mematuhi dan disiplin menjalankan protokol kesehatan 5M, termasuk aturan PPKM darurat selama pelaksanaan ibadah Iduladha.
Berbagai ketentuan pelaksanaan ibadah Iduladha pun sudah diatur Pemerintah Kota Yogyakarta.
Mulai dari larangan melakukan takbiran keliling tetapi masih diperbolehkan menggelar takbiran secara virtual dengan jumlah orang terbatas.
Pelaksanaan Salat Iduladha diminta dilakukan di rumah bersama keluarga, dan melarang penyelenggaraan salat di masjid, lapangan, atau fasilitas umum lainnya.
Penyembelihan hewan kurban pun disarankan dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan Giwangan.
Apabila dilakukan secara mandiri oleh masyarakat maka harus menyampaikan pemberitahuan ke Dinas Pertanian dan Pangan.
Dia menambahkan pembagian daging kurban yang biasanya melibatkan banyak orang perlu dihindari.
“Daging lebih baik diantar langsung ke rumah penerima," katanya.
Perkembangan varian delta, lanjut Heroe, hanya bisa diatasi dengan mengurangi terjadinya interaksi antarwarga, meniadakan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan.
"Saran di rumah lebih baik semata-mata ditujukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus," ungkapnya.
Heroe yang juga menjabat wali kota Yogyakarta pun berharap ibadah Iduladha dapat dijadikan sebagai sarana meningkatkan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan agar penularan virus bisa dicegah.
"Satgas gabungan di tiap kecamatan masih terus mengupayakan agar semua menaati ketentuan PPKM darurat. Saya mengucapkan terima kasih karena sudah banyak masyarakat dan masjid yang melaporkan tidak menggelar Salat Iduladha. Mudah-mudahan upaya ini membuahkan hasil," katanya.
Pada Minggu (18/7) terdapat tambahan 253 kasus Covid-19 di Yogyakarta, dengan 203 pasien sembuh, dan 15 pasien meninggal dunia.
Dengan demikian total kasus aktif di Yogyakarta tercatat sebanyak 4.402 kasus.
Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X memastikan bahwa varian virus corona B.1.617.2 atau disebut varian delta telah memasuki provinsi ini.
Sultan HB X di Yogyakarta, Sabtu, memastikan hal itu berdasarkan hasil Whole Genome Sequencing (WGS) SARS-COV-2 yang dilaksanakan oleh Laboratorium WGS Pokja Genetik FK-KMK UGM terhadap 25 sampel spesimen yang diambil dari berbagai wilayah di DIY.
"Perlu kami sampaikan, bahwa hasil pemeriksaan WGS terhadap 25 spesimen, yang terdiri atas 15 orang dewasa dan 10 anak-anak, mengindikasikan bahwa 20 orang telah terpapar varian delta," kata Sultan. (antara/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Boy