jpnn.com, JAKARTA - Indonesia Open Aquatic Championship (IOAC) 2017 yang dimulai sejak Jumat (15/12) menjadi ajang mengenalkan Stadion Akuatik Senayan, Jakarta, yang baru direnovasi untuk Asian Games 2018.
Meski baru diperbaiki, venue itu memiliki beberapa catatan. Salah satunya sarana pendukung.
BACA JUGA: Bagaimana Mau Berprestasi, Pelatnas Asian Games Saja Belum
Yang paling terasa buat atlet yakni balok start. Kondisinya yang kurang solid terlihat goyang saat digunakan sebagai pijakan.
Untuk lantai sekitar arena juga cukup mengkhawatirkan.
BACA JUGA: Asian Games 2018 Makin Dekat, Kapan CdM Ditentukan?
Kondisinya yang terbilang licin bila terkena air membuat para perenang dan petugas perlombaan juga harus waspada.
“Lantainya memang licin, kalau gak pakai sepatu atau sandal pasti kerasa,” sebut perenang andalan Indonesia di nomor sprint gaya bebas dan gaya kupu-kupu Triady Fauzi Sidiq.
BACA JUGA: Edy: Sekjen Salah, Target PSSI Tetap Harus Tembus Semifinal
Sebenarnya sudah ada solusi terkait lantai licin tersebut.
Misalnya, dengan meletakkan karpet di jalur para perenang. Namun, itu juga belum maksimal.
Selain itu, koridor atlet sebelum masuk ke kolam renang juga menjadi catatan tersendiri.
Jaraknya terlalu pendek yang membuat perenang yang dengan tinggi 180 cm harus menunduk.
Bahkan informasi yang diterima Jawa Pos, sudah ada dua korban, perenang yang mendapatkan penanganan akibat terbentur di pembatas koridor antara lapangan dengan tribun. Sejumlah atlet nasional juga menyayangkan kondisi tersebut.
“Kalau dari saya memang gak ada solusi. Seandainya direnovasi juga pasti akan makan banyak waktu,” terang Gagarin Nathaniel Yus, pemegang rekornas 100 meter dan 200 meter gaya dada putra. (nap/ady)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Masyarakat Bingung Bedakan Asian Games dan SEA Games
Redaktur & Reporter : Ragil