jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat mengatakan, industri tekstil membutuhkan dorongan dari pemerintah.
Sebab, tahun ini pelaku usaha akan mendapatkan tantangan yang cukup berat.
BACA JUGA: Pemerintah Pacu Industri Tekstil di Daerah Orientasi Ekspor
”Seperti yang kita tahu, untuk tekstil kita bersaing ketat dengan Vietnam. Mereka sudah bisa masuk ke Eropa nol persen. Pasar kita bisa diambil alih,” ujar Ade, Minggu (8/4).
Salah satu cara yang bisa dilakukan, lanjut Ade, adalah meningkatkan produktivitas dan investasi-investasi baru di industri pertekstilan.
BACA JUGA: Warung Mi Vietnam Bingkai Meja Bekas Obama
Setelah itu, pemerintah segera berunding dengan pasar-pasar baru.
”Minimal pada 2020 kita harus berani menembus semua pasar di ASEAN. Anak muda Indonesia saat ini juga sudah mulai kreatif mengembangkan desain,’’ tambah Ade.
BACA JUGA: Sempat Setop,Vietnam Beri Angin Segar Ekspor Mobil Indonesia
Pemerintah sendiri memang ingin mendorong industri tekstil dan produk tekstil (TPT).
Hal itu tidak lepas dari fakta bahwa industri tekstik menjadi salah satu sektor penyumbang ekspor yang cukup besar.
Industri tersebut tercatat membukukan USD 12,59 miliar atau 10,1 persen dari total ekspor manufaktur pada 2017.
Industri TPT juga berkontribusi 1,07 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Sementara itu, nilai investasi menembus angka Rp 10,19 triliun pada 2017. (agf/c7/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Misi Marko Simic Menuntaskan Dendam Lama di Vietnam
Redaktur & Reporter : Ragil