Vietnam Diam-Diam Beli Senjata Rusia, Amerika Tutup Mata

Selasa, 26 September 2023 – 18:20 WIB
Sukhoi SU-35 buatan Rusia. Foto: rt.com

jpnn.com - Vietnam secara diam-diam berencana membeli senjata dari Rusia, mengabaikan sanksi yang diberlakukan Amerika Serikat (AS).

Hal itu terungkap dari artikel yang dimuat oleh media New York Times beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Bos Wagner Rusia Tewas dalam Pesawat yang Jatuh

Laporan tersebut mengutip dokumen Kementerian Keuangan Vietnam yang menguraikan rencana untuk membiayai pembelian senjata dari Kremlin melalui proyek minyak dan gas bersama di Siberia.

Menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), Rusia merupakan pemasok senjata utama di Asia Tenggara dengan menjual peralatan pertahanan senilai sekitar $10,7 miliar (Rp153,6 triliun) ke kawasan itu antara tahun 2000 dan 2019. 

BACA JUGA: Luhut Binsar: Mungkin 2025 Indonesia Akan Mencapai Ekonomi Rusia

SIPRI merinci sebagai besar senjata dikirim ke Vietnam sehingga hampir 80 persen peralatan militer Vietnam dipasok oleh Rusia sejak tahun 2000.

Sedangkan antara 2015 dan 2021, Rusia menjual senjata senilai $247 juta (Rp3,5 triliun) ke Myanmar, $105 juta (Rp1,5 triliun) ke Laos, dan $47 juta (Rp678 miliar) ke Thailand.

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Kim Jong Un Pergi ke Rusia Naik Kereta Mewah Berlapis Baja

"Fasilitas kredit yang akan diberikan Rusia kepada Vietnam untuk membeli persenjataan berat. Termasuk rudal anti-kapal, pesawat, dan helikopter anti-kapal selam, sistem rudal anti-pesawat terbang, dan jet tempur," dikutip dari Reuters, Selasa (26/9).

Meskipun Vietnam membeli sejumlah senjata dari Rusia, AS memilih sikap berbeda dari sebelumnya yang berikan peringatan keras akan sanksi tegas terhadap Indonesia.

Pada 2021, Indonesia membatalkan rencana untuk membeli 11 unit jet tempur SU-35 Rusia lantaran kekhawatiran terkena sanksi dari AS.

AS sendiri mempunyai aturan yang dibuat khusus untuk menjatuhkan sanksi kepada negara yang mempunyai kerja sama pertahanan atau ekonomi dengan Rusia, Iran serta Korea Utara yang bernama Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Serikat Melalui Sanksi (CAATSA).

Kali ini AS mengambil sikap diam dan itu terlihat jelas saat kunjungan Presiden Joe Biden dengan pemimpin Partai Komunis yang berkuasa di Vietnam, Nguyen Pho Trong untuk memperdalam kerja sama antara kedua negara, Senin (11/9).

Joe Biden bertemu Nguyen Pho Trong dengan rencana menandatangani kemitraan strategis komprehensif atau perjanjian hubungan diplomatik tertinggi di Vietnam.(mcr8/jpnn)


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler