jpnn.com, TAPANULI SELATAN - Polres Tapanuli Selatan telah menangkap enam pelajar pelaku penganiayaan seorang wanita lansia dengan cara ditendang dan dipukul menggunakan kayu pada Sabtu (19/11) lalu.
Video penganiayaan yang dilakukan enam pelaku berseragam sekolah itu sempat viral dan heboh di media sosial (medsos).
BACA JUGA: Lihat, Inilah Wanita Lansia yang Dianiaya 6 Pelajar di Tapsel, Dirangkul Kapolres
Pelaksana harian Kepala Seksi Humas Polres Tapanuli Selatan Briptu Erlangga Gautama Nasution mengatakan para orang tua pelaku telah menyampaikan permohonan maaf atas perilaku anaknya.
"Kami menyampaikan maaf yang sebesar-besarnya pada pihak yang dirugikan (korban) maupun masyarakat umum. Kami sangat menyesali perbuatan anak-anak kami ini. Mudah-mudahan ke depan tidak akan terulang kembali," ucap perwakilan para orang tua pelaku.
BACA JUGA: Catut Nama Wakil Bupati, Komplotan Penipu Asal Surabaya Ini Kini Mendekam di Balik Jeruji
Permintaan maaf itu disampaikan orang tua pelajar di sala satu kantor desa di Tapanuli Selatan yang dihadiri Kasat Reskrim Polres Tapsel AKP Paulus Robert Pembina dan Plh Kasi Humas Polres Tapsel Briptu Erlangga Gautama Nasution.
Para orang tua pelajar itu juga mengucapkan terima kasih kepada Polres Tapsel dan berjanji akan mendidik anak-anak mereka untuk tidak melakukan perbuatan tercela tersebut.
BACA JUGA: Anda Pernah Jadi Korban Penipuan Berkedok Travel Umrah? Ini Dia Pelakunya
"Mudah-mudahan kami sebagai orang tua bisa membina mereka (pelajar) agar tidak mengulangi perbuatannya," ungakpanya.
Sementara itu, Kapolres Tapsel AKBP Imam Zamroni mengatakan penanganan enam pelajar yang menganiaya seorang wanita paruh baya itu akan dikoordinasikan dengan Balai Pemasyarakatan (Bapas).
AKBP Imam mengatakan menurut hasil pemeriksaan para pelaku, motif penganiayaan yang dilakukan para pelajar terhadap korban hanya karena iseng.
"Jadi, untuk sementara hasil pemeriksaan (motif penganiayaan) karena tidak sengaja atau iseng-iseng. Para pelajar ini mengaku tidak ada niat untuk melukai dan lain sebagainya," ungkap Imam.
Saat melakukan perbuatan tercela itu, salah satu dari mereka merekam perbuatan tersebut menggunakan handphone.
Dia menyebut video penganiyaan tersebut menjadi viral di media sosial lantaran ada di antara para pelajar meminta video itu dari si perekam dan akhirnya viral di media sosial.
"Video tersebut dibagikan di grup WhatsApp mereka (pelajar)," bebernya.(mar8/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean