jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyesalkan mendengarkan kisah satu keluarga di Solo yang viral karena hidup di becak pinggir jalan. Keluarga itu adalah Dul Rohmat dan istrinya Fatimah.
Ganjar meminta masyarakat aktif melapor kepada perangkat desa apabila memang kesulitan ekonomi akibat wabah COVID-19 agar peristiwa serupa tidak terjadi.
BACA JUGA: Konsep Jogo Tonggo di Tegal Patut Ditiru, Ganjar: Tidak Hanya Mengandalkan Bantuan Pemerintah
Ganjar mengatakan sudah menelepon langsung Fatimah untuk menanyakan langsung kabar yang dia dapat terkait keluarga tersebut.
"Tadi saya telepon, sudah dibantu sekarang sudah aman. Dia dan keluarga sekarang tinggal di kos karena sudah ada donatur yang mbayari. Bantuan juga terus mengalir," kata Ganjar di Puri Gedeh pada Jumat (8/5).
BACA JUGA: Bangga Lihat Industri Kecil di Jateng Masih Bisa Ekspor, Ganjar: Tolong Dibantu Habis-habisan
Sebenarnya, kata Ganjar, peristiwa itu tidak akan terjadi bila Dul Rohmat melapor kepada Ketua RT/RW atau lurah di tempat tinggalnya. Bahkan, Dul bisa langsung lapor ke Ganjar dan pasti diberikan solusi.
"Kalau saya hanya butuh melapor, pasti itu kami bantu. Jangankan warga saya yang ada di Jateng, warga Jateng yang tinggal di luar Jawa bahkan luar negeri pun kalau lapor pasti kami bantu. Yang di Solo itu mungkin belum melapor, sehingga jadi berita dan viral kemana-mana," tegasnya.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Jemaah Ijtimak Ulama Gowa Mana Suaranya? Jenazah ABK WNI di Kapal Tiongkok
Ganjar mengatakan, di tengah pandemi saat ini, bantuan pasti tidak merata. Sebab selain warga miskin yang sudah ada, banyak warga miskin baru yang belum masuk daftar seperti korban PHK, dirumahkan, baru pulang dari mudik dan lainnya.
"Makanya bantuan pasti tidak merata, untuk itu saya membuat program Jogo Tonggo untuk menjaga satu sama lain. Kalau ada yang baru dan belum dapat bantuan, laporkan saja. Kalau lapor nanti didata, diobrolkan bareng-bareng untuk cari solusi," tambahnya.
Ganjar memastikan bantuan akibat COVID-19 tidak hanya dari pemerintah pusat. Di Jateng, semua digerakkan mulai desa, kabupaten/kota hingga provinsi.
"Kami juga punya baznas, menggerakkan CSR dan para filantropi yang mau membantu," tukasnya.
Dalam kesempatan perbincangan dengan Ganjar, istri Dul, Fatimah mengatakan sudah kembali tinggal di kos-kosan karena ada donatur yang membayar uang untuk indekosnya.
"Sekarang sudah di kos-kosan pak, ada yang mbayari dari relawan. Ini bantuan juga sudah dapat, ada sembako dan lainnya," tutur Fatimah.
Fatimah dan keluarga mengaku adalah warga asli Grobogan. Dia mengatakan tidak mau pulang ke daerah asal karena tidak ada pekerjaan yang diandalkan.
Fatimah bahkan mengatakan mendapat tawaran untuk menempati rumah salah satu warga secara gratis. Di rumah itu, Fatimah mengatakan akan memulai usaha berjualan kecil-kecilan untuk mencukupi kebutuhan.
"Saya mau jualan es pak, atau makanan jadi. Ini sudah proses pak. Maaf ya pak, saya juga tidak tahu kalau mau jadi ramai seperti ini," sambungnya.
Ganjar pun meminta Fatimah dan keluarga menjaga kesehatan. Bantuan yang didapat saat ini diharapkan bisa dikelola untuk makan dan mencukupi kebutuhan sehari-hari. Bahkan Ganjar senang bahwa Fatimah akan memulai usaha.
"Tak doake usahane lancar (saya doakan usahanya lancar). Sekarang sudah aman kan, dijaga kesehatannya ya, salam untuk keluarga," pungkas Ganjar. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia