jpnn.com - JAKARTA - Visi dan misi dua pasang calon presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sudah disampaikan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Ada yang menilai, penyampaian visi misi itu lebih identik dengan kinerja para tim sukses masing-masing kandidat.
BACA JUGA: Lolos ke DPR, Moreno Ingin Masuk ke Komisi Olahraga
Hal tersebut diungkap peneliti Kemasyarakatan dan Kebudayaan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ahmad Najib Burhani, saat jadi pembicara dalam Dialog Kenegaraan DPD RI, "Mengulas Visi, Misi dan Program Dua Capres/ Cawapres", di gedung DPD, Senayan Jakarta, Rabu (28/5).
"Visi dan misi Jokowi-JK terdiri dari 49 halaman, tebal. Visi-misi Prabowo-Hatta 9 halaman, lebih tipis. Setelah dibaca, isinya lebih kepada cerminan kinerja tim sukses ke KPU," tegas Ahmad Najib Burhani.
BACA JUGA: Tes CPNS Tahun Ini 100 Persen Pakai CAT
Lebih lanjut Najib menjelaskan poin agama yang relatif kontras dari visi dan misi yang disampaikan tim sukses kedua pasang capres-cawapres.
"Jokowi lebih menekankan Islam substantif. Mengutip terminologi yang disampaikan Buya Syafei Maarif, Islam substansif itu ibarat garam. Terasa tapi tidak kelihatan," ujar Ahmad.
BACA JUGA: Besok, Jokowi dan Prabowo Bahas Reformasi Birokrasi
Sementara visi dan misi Prabowo-Hatta yang disusun oleh tim suksesnya menurut Ahmad, lebih menggunakan pendekatan Islam secara simbolik.
"Masih menurut Buya Syafei, pendekatan simbolik itu ibarat gincu, ada warna tapi tidak bisa dirasakan," ungkapnya.
Dalam visi dan misinya soal menyejahterakan umat beragama Islam lanjut Ahmad, Prabowo-Hatta menekan kepada institusi perbankan syariah.
"Sedangkan Jokowi-JK untuk menyejahterakan umat Islam pendekatannya adalah menciptakan kerukunan dan kesejahteraan di antara umat beragama," jelas Ahmad.
Selain itu dia juga menyebut dua pasang capres-cawapres yang akan bertempur di pemilu presiden 9 Juli mendatang sebagai pertarungan koalisi syariah dan nasionalis.
"Pasangan capres Prabowo-Hatta dari koalisi syariah yang mengedepankan simbolik, sementara Jokowi-Hatta dari koalisi nasionalis," imbuhnya.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PPI Yakin Polri Fair dengan Jerat Denny Indrayana sebagai Tersangka
Redaktur : Tim Redaksi