jpnn.com - Perempuan dianggap memiliki peran penting dalam keluarga, termasuk dalam mengatur keputusan terkait keuangan.
Plt. Kepala Grup Komunikasi Publik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sekar Putih Djarot mengungkapkan perempuan cenderung menabung dengan mengedepankan keperluan keluarga.
BACA JUGA: Perkuat Inklusi Keuangan Perempuan Indonesia, Prudential Syariah Gandeng Fatayat NU
Adapun di antaranya seperti kebutuhan dasar, dana darurat, hingga biaya pendidikan anak.
Menyusul hal tersebut, Sekar menilai perempuan perlu memikirkan produk investasi yang tepat guna mendukung rencana finansial keluarga.
BACA JUGA: Temui Konstituen, Misbakhun Paparkan Literasi Keuangan dan Transparansi Penggunaan Anggaran
"Perempuan yang baru mulai berinvestasi biasanya akan memilih instrumen reksadana," kata Sekar saat sesi literasi bertajuk "Building Inclusive Economies" di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Head of Deposit & Wealth Management UOB Indonesia, Vera Margaret yang turut menjadi pembicara dalam acara tersebut menambahkan, tren investasi yang digandrungi perempuan biasanya memiliki jangka pendek dan pendapatan tetap.
BACA JUGA: Kode OTP Penting Dalam Transaksi Keuangan, Begini Cara Menghindari Peretasan
Adapun contoh investasi yang biasanya diminati perempuan, seperti obligasi ritel, sukuk tabungan, sukuk ritel, dan saving bond ritel (SBR).
Menurutnya, perempuan cenderung memilih produk jangka pendek dan berisiko rendah, yang hasilnya dapat digunakan kembali.
"Walaupun secara bertahap, nasabah perempuan mulai memasuki investasi jangka panjang, seperti reksadana saham," kata Vera.
Namun, sebelum mencapai tahap tersebut, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance, Aviliani mengingatkan beberapa poin yang perlu diketahui soal investasi.
Sebelum berinvestasi, perempuan harus paham tentang profil risiko yang dapat dihadapi.
Selain itu, perempuan juga harus memiliki tujuan dan perhitungan yang jelas ketika akan berinvestasi.
Di samping itu, perempuan juga harus mempersiapkan dana darurat sebelum memulai investasi.
"Ketika mulai berinvestasi, baiknya menyisihkan uang di awal dan bukan sisa dari uang kebutuhan," kata Aviliani. (mcr31/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah