jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diingatkan tidak lalai mempersiapkan kebutuhan pokok pangan menjelang Ramadan dan Idulfitri 2020, di tengah ancaman virus Corona (COVID-19).
Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengingatkan, karena hampir 98 persen pasokan pangan untuk DKI Jakarta disuplai dari luar Jakarta.
BACA JUGA: Sebentar Lagi Ramadan, Gula Pasir Langka di Pasaran
"Kami mengingatkan, pemerintah harus cermat melakukan perhitungan terlebih Jakarta merupakan barometer stabilisasi harga pokok pangan," ujar Sarman di Jakarta, Kamis (19//3).
Sarman memprediksi, daerah-daerah pemasok pokok pangan ke Jakarta seperti Jawa Barat,Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera Utara kemungkinan akan melakukan perhitungan dengan sangat berhati-hati.
BACA JUGA: Ridwan Kamil Minta Warga Jabar Menjauhi DKI Jakarta, Episentrum Penyebaran Covid-19
Daerah-daerah pemasok diprediksi bakal mengutamakan kebutuhan daerahnya Jika surplus baru akan dipasok ke Jakarta.
Karena itu, pemerintah harus peka dan memberikan kebijakan khusus akan kebutuhan pokok pangan untuk DKI Jakarta dan sekitarnya, menjelang Ramadan dan Idulfitri 2020.
"Ramadan tinggal 1,5 bulan lagi. Berbagai kebutuhan pokok pangan seperti beras,gula pasir, minyak goreng, telur ayam, daging sapi, kerbau dan ayam, tepung, bawang merah dan bawang putih, cabai, buah buahan sampai susu dan makanan olahan sudah harus dalam kondisi mencukupi dan siap menyuplai pasar," ucapnya.
Menurut pria yang juga menjabat Wakil Ketua Umum DPP Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) ini, kebutuhan-kebutuhan tersebut paling tidak sudah tersedia di gudang-gudang sepuluh hari sebelum memasuki ramadhan.
Hal ini untuk menjaga psikologi pasar, bahwa stok berlimpah sehingga tidak menimbulkan gejolak harga dan mengantisipasi oknum yang ingin menimbun untuk mencari keuntungan berlebihan.
"Dari data yang diberikan Bulog dan PT Tjpinang Food Station, bahwa khusus beras stok di Jakarta aman karena saat ini tersedia 323 ribu ton. Artinya, kalau beras tidak perlu dikhawatirkan. Tetapi pokok pangan tidak hanya beras.Bagaimana yang lain, sudah dijamin? Ini menjadi pertanyaan besar," pungkas Sarman.(gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang