Wabah dari Timur Tengah Kembali Menghantui Korsel

Kamis, 13 September 2018 – 17:30 WIB
Ilustrasi. Foto: AFP

jpnn.com, SEOUL - Middle East Respiratory Syndrome (MERS) menghantui Korea Selatan (Korsel). Penyakit mematikan yang mudah menular itu muncul lagi setelah kali terakhir terdeteksi sekitar tiga tahun lalu. Ancaman wabah itu dibawa seorang pria 61 tahun yang pulang dari Kuwait pekan lalu.

Kini, pria yang identitasnya dirahasiakan tersebut menjalani perawatan intensif. Dia diisolasi agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain. Untuk memastikan wabah MERS belum menyebar, pemerintahan Presiden Moon Jae-in pun bergerak cepat.

BACA JUGA: Fadli Minta Pemerintah Jujur soal Kunjungan Jokowi ke Korsel

Pihak berwajib melacak para penumpang yang satu pesawat dengan si pasien. Itu tentu tidak mudah karena pasien menumpang dua pesawat dalam perjalanan Kuwait-Korsel.

’’Bersama pemerintah, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah persebaran MERS,’’ ujar Direktur Badan Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit Korea (KCDC) Jeong Eun-kyeong kepada Reuters. Sejauh ini, sebagian besar penumpang yang berkebangsaan Korsel sudah terlacak. Bahkan, mereka sudah menjalani pemeriksaan awal.

BACA JUGA: Blusukan di Seoul, Jokowi Teringat Pasar Tanah Abang

Tapi, dalam penerbangan itu ada sekitar 50 orang asing yang berstatus turis di Korsel. Nah, melacak turis-turis yang tidak punya alamat tetap dan nomor telepon Korsel itu tidak mudah. Yang bisa dilakukan saat ini adalah melacak keberadaan mereka lewat kamera CCTV.

Selain itu, pemerintah berharap biro-biro perjalanan wisata yang jasanya digunakan para turis tersebut melapor. Dengan demikian, pemerintah mendapatkan informasi tambahan yang berguna. Pemerintah ibu kota dan beberapa kota lain di Korsel juga mengimbau para wisatawan yang tiba di Korsel dengan Emirates EK 322 untuk segera melapor.

BACA JUGA: Jokowi Ingin Ciliwung Seperti Sungai Cheonggyecheon di Korea

Setelah pasien dinyatakan positif mengidap MERS, Korsel langsung mengubah status kewaspadaan terhadap virus asal Timur Tengah itu. Channel News Asia melaporkan bahwa status biru telah berubah ke kuning pada Selasa (11/9). Warna kuning berarti virus MERS sudah masuk Korsel. Sedangkan warna biru berarti tidak akan ada wabah MERS dalam waktu dekat.

Jeong menceritakan bahwa pasien kembali ke Seoul setelah melakukan perjalanan bisnis ke Al Zour, Kuwait. Di sana, kabarnya, dia menderita diare selama 10 hari. Diare merupakan salah satu gejala awal MERS. Pasien sempat menunda kepulangannya karena terlalu lemah untuk bepergian. Tapi, belum sampai sembuh, dia memilih pulang.

Pasien diduga mengetahui bahwa dirinya terjangkit MERS sejak berada di Kuwait. Buktinya, dia meminta istrinya yang menjemput ke bandara untuk memakai masker. Mereka juga menggunakan mobil yang berbeda saat menuju klinik kesehatan. Pasien juga mengaku tak enak badan sejak turun dari pesawat dan meminta kursi roda.

Di bandara, dia sudah diperiksa dan mengaku menderita diare selama di Kuwait. Sayang, pihak bandara abai dan membiarkan dia keluar tanpa diisolasi untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Otoritas kesehatan beralasan bahwa kasus MERS sudah tidak pernah muncul di Kuwait sejak 2016. Karena itu, mereka pikir si pasien hanya menderita diare biasa. Apalagi, tidak ada tanda-tanda lainnya.

Dari bandara, pasien langsung menuju Samsung Medical Center. Dia sempat berada di ruang tunggu sekitar 2 jam bersama para pasien lainnya. Begitu positif MERS, dia baru diisolasi ke Seoul National University Hospital.

Tindakan pasien membuat publik berang. Dia dianggap membahayakan nyawa orang lain. Si pasien melindungi istrinya, tapi membuat nyawa sopir taksi dan puluhan orang lainnya terancam. Penduduk membuat petisi yang meminta agar begitu sehat nanti, si pembawa virus itu dihukum saja.

Saat ini 22 kru penerbangan, tenaga medis, keluarga pasien, petugas bandara, dan sopir taksi yang kontak langsung dengan si pasien sudah dikarantina di rumah masing-masing. Mereka dilarang melakukan perjalanan ke luar negeri.

Yonhap melaporkan bahwa mereka yang diisolasi itu, enam di antaranya menunjukkan gejala MERS. Setelah dites, lima orang negatif. Satu orang lainnya harus menjalani tes lanjutan. Hasilnya belum keluar.

Sekitar 440 orang lainnya yang kontak tak langsung dengan pasien juga diawasi. ’’Kami mengamati secara pasif,’’ tegas Jeong.

Pemerintah Korsel juga memeriksa 19 warga Korsel yang berada di Kuwait. Selama di Kuwait, mereka tinggal bersama si pasien. Meski mereka tak menunjukkan gejala MERS, pemeriksaan tetap dilakukan. Hasilnya belum keluar.

Tak cukup sampai di situ, seluruh penerbangan dari negara-negara Timur Tengah juga diperiksa ketat. Orang-orang yang keluar masuk Seoul National University Hospital kini harus memakai masker agar tidak tertular.

KCDC meminta penduduk yang berkunjung ke Kuwait dan negara-negara Timur Tengah lainnya untuk menjaga kebersihan dan sering-sering mencuci tangan. Mereka juga diminta untuk tak mengunjungi peternakan maupun mengonsumsi produk olahan daging unta. (sha/c7/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Bahas Isu Penting dengan Empat Konglomerat Korsel


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler