jpnn.com, PADANG - Wacana pembentukan koalisi kubu Anies-Muhaimin dengan Ganjar-Mahfud MD merupakan bentuk sinyal perlawanan sekaligus langkah untuk mengantisipasi terjadinya potensi kecurangan pemilu.
Hal itu disampaikan pakar politik dari Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat Prof Asrinaldi.
BACA JUGA: Menang Total di Debat Cawapres, Gibran Kuasai Media Sosial
Menurut penulis buku berjudul "Politik Masyarakat Miskin Kota" tersebut, baik kubu calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) 1 maupun 3 sedang menunjukkan indikasi kekecewaan terhadap petinggi negara terkait netralitas.
"Dalam tanda kutip ya, ini sikap perlawanan dari pasangan calon 1 dan 2 terhadap pihak yang menjanjikan netralitas namun tidak seperti yang diharapkan," kata Prof Asrinaldi di Padang, Selasa.
BACA JUGA: Jokowi Digugat ke PTUN, Hasto PDIP Menyindir soal Nepotisme
Dia mengatakan dengan membentuk poros koalisi, kedua kubu dinilai sedang menyatukan kekuatan politik untuk mengawal Pemilu yang jujur, adil dan berintegritas.
"Jadi, saya pikir ini adalah bentuk perlawanan dan harus disadari oleh kelompok 2," kata Prof Asrinaldi.
BACA JUGA: Guru IF: Kami Dipaksa Jadi Timses Prabowo-Gibran
Asrinaldi menyakini apabila koalisi tersebut terbentuk, maka kubu 2 akan kesulitan memenangi pesta demokrasi lima tahunan jika Pemilihan Presiden (Pilpres) berlangsung dua putaran.
Selain bentuk perlawanan, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unand tersebut menilai langkah koalisi itu juga merupakan respons balik dari PDIP yang merasa dikecewakan Jokowi.
Pembentukan koalisi tersebut juga sejalan dengan gagasan perubahan yang selama ini terus digaungkan oleh pasangan Anies-Muhaimin.
Mengenai adanya pihak yang meragukan koalisi itu, Asrinaldi berpandangan hal itu hanya menyangkut pembicaraan kepentingan politik saja.
"Dalam politik apa yang tidak mungkin. Sepanjang kepentingannya sama maka hal itu bisa saja terwujud," ujar dia.
Sementara itu, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDI-P) Puan Maharani mengakui bahwa kubu pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan kubu nomor urut 3 Ganjar-Mahfud telah menjalin komunikasi secara formal dan informal.
Meski begitu, keputusan untuk melebur antara Anies dan Ganjar akan dipikirkan setelah hari pemungutan suara Pilpres 2024, yakni 14 Februari 2024. Sebab, menurut Puan, membangun sebuah bangsa harus dilakukan secara bergotong-royong. (antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siti Atikoh Ganjar Menginap di Ponpes Miftahul Huda Dua Ribu Tulang Bawang
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti