Wacana Pembatasan Impor Tembakau Ancaman Bagi Pabrik Rokok dan Buruh

Rabu, 23 Agustus 2017 – 10:43 WIB
Proses pembuatan rokok di salah satu pabrik di Jawa Timur. Foto: dokumen JawaPos.Com

jpnn.com, JAKARTA - Wacana pembatasan impor tembakau oleh Kementerian Perdagangan berpotensi mengancam kelangsungan hidup pabrikan rokok kecil serta ratusan ribu buruh yang bekerja di sektor industri hasil tembakau (IHT).

Dalam beleid yang akan diterbitkan pada akhir Agustus 2017, arus impor beberapa varian tembakau, termasuk Virginia dan Oriental, dibatasi.

BACA JUGA: Kebijakan Pemerintah Bikin Produksi Rokok Lintingan Anjlok

Padahal, kedua varian ini paling banyak digunakan untuk rokok jenis mild, namun tidak bisa dibudidayakan di dalam negeri. Akibatnya, para pabrikan rokok kecil yang banyak memproduksi jenis rokok ini terancam kegiatan produksinya.

"Kalau pembatasan ini dipaksakan, tentu banyak pabrikan yang jadi korban," kata Sekretaris Jenderal Forum Masyarakat Industri Rokok Seluruh Indonesia (FORMASI) Suhardjo, Senin (21/8) kemarin.

BACA JUGA: Ekspor dan Impor Topang Pertumbuhan Kredit Valas

Sementara itu, Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau, Makanan dan Minuman (FSP RTMM) Sudarto mengatakan, pembatasan impor tembakau juga turut mengancam penghidupan para buruh.

Aturan ini berpotensi menyebabkan pabrikan mengalami kekurangan pasokan bahan baku.

BACA JUGA: Tak Lagi Impor, Kebutuhan Bawang di Indonesia Capai 1,5 Juta Ton/Tahun

"Ketika pasokan berkurang, otomatis akan ada pengurangan volume produksi. Hal ini berdampak pada pekerja," kata Sudarto.

Bahkan, Sudarto khawatir pembatasan ini akan menyebabkan pabrikan rokok, terutama yang kecil, gulung tikar sehingga buruh rokok kembali menjadi korban.

"Bagaimana Kementerian Perdagangan bisa merekomendasikan impor atau tidak jika Kementerian Pertanian belum ada data yang valid mengenai jumlah impor," kata Sudarto.

Menurut Suhardjo, Kementerian Perdagangan semestinya berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dalam membuat aturan dengan melihat realita yang ada.

"Bukan langsung membuat keputusan dan aturan seperti itu," tandas Suhardjo.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Impor Bahan Baku dan Modal Melonjak, Neraca Dagang Juli Defisit


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler