Kebijakan Pemerintah Bikin Produksi Rokok Lintingan Anjlok

Selasa, 22 Agustus 2017 – 10:39 WIB
Ilustrasi rokok. Foto: Beky Subechi/Jawa Pos/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Produksi rokok sigaret kretek tangan (SKT) pada semester pertama 2017 turun 15 persen.

Angka tersebut lebih besar daripada penurunan produksi rokok nasional 8,83 persen.

BACA JUGA: Bank Mandiri Putuskan Stock Split 1:2

Ketua Paguyuban Mitra Produksi Sigaret Indonesia (MPSI) Djoko Wahyudi menyatakan, penurunan produksi disebabkan kenaikan harga rokok.

Kenaikan harga sesuai dengan besaran cukai rokok, upah minimum kota, pajak pertambahan nilai, dan berbagai kebijakan lain menambah biaya produksi.

BACA JUGA: Permintaan Stabil, Harga Apartemen Tetap Naik

’’Penurunan terjadi cukup signifikan dalam dua tahun terakhir. Tahun lalu produksi SKT turun 30 persen,’’ kata Djoko, Senin (21/8).

Penurunan produksi di paguyuban yang menaungi 38 perusahaan tersebut berimbas pada penyerapan tenaga kerja.

BACA JUGA: Pertamini Dijadikan Penyalur Resmi, Jual Produk Baru BBM

Saat ini industri rokok anggota paguyuban memiliki sedikitnya 38 ribu pekerja.

Jumlah itu turun 32 persen bila dibandingkan dengan 2006 silam.

Djoko mengakui, kenaikan cukai rokok memang menguntungkan pemerintah.

Namun, hal tersebut membuat konsumen beralih ke rokok ilegal atau rokok tanpa pita cukai.

Harga jual rokok SKT saat ini naik dari Rp 10.800 per pak menjadi Rp 11.400 per pak.

Ketua Umum Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri) Ismanu Soemiran menilai kebijakan pemerintah masih tumpang-tindih.

Akibatnya, produksi rokok nasional turun meski produksi global meningkat empat persen jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Tahun lalu produksi rokok domestik menurun 1,67 persen dari 348 miliar batang pada 2015 menjadi 342 batang.

Gappri memperkirakan tren penurunan berlanjut tahun ini. (vir/c22/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Divestasi Freeport Beres, Tinggal Tunggu Perpajakan


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler