Waduh! Bensin Langka

Minggu, 14 Juni 2015 – 00:04 WIB
Foto: dok.JPNN

jpnn.com - TANA TIDUNG –  Kabupaten Tana Tidung mengalami kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin. Bahkan, harga bensin eceran dalam botol (bentol) melambung hingga Rp 15 ribu atau naik Rp 5 ribu dari yang sebelumnya ‘hanya’ Rp 10 ribu per botol.

Salah seorang penjual bentol di Desa Tideng Pale berinisial MR mengaku, dirinya masih bisa menjajakan bentol dikarenakan mengambil stok dari Sekatak, Kabupaten Bulungan.

BACA JUGA: Pasangan Selingkuh Ini Dikalungi Banyak Plastik Lalu Diarak Warga

“Biasa saling membantu warga. Kami ngambil dari Sekatak. Sejak Hari Senin bensin tidak ada di APMS,” jelasnya kepada Radar Tarakan (Grup JPNN).

Dalam pantauan Radar Tarakan di lapangan, terlihat kios-kios bentol memang kosong tidak berisi. Sementara di APMS Tideng Pale yang biasa mengecer bensin, solar, dan minyak tanah (mitan), sudah kehabisan stok sejak beberapa hari lalu. Satu-satunya yang terlihat menjual bensin hanya di depan Gedung Balai Pertemuan Umum (BPU), di antara penjual bentol yang masih mempunyai stok di KTT.

BACA JUGA: Bawa Kabur ABG dan Menggarapnya, Pria Beristri Ditangkap

Sementara salah seorang warga Tideng Pale dan pengguna bensin eceran, Said, mengaku fenomena kelangkaan ini sudah terjadi sejak 2 minggu lalu. Ini akibat pasokan BBM yang terbatas ke penjual bentol.

“Sudah 2 minggu. Biasanya yang mahal itu sampai Rp 15 ribu ngambil dari Sekatak atau Berau. Tapi masih mending di sini daripada di Malinau, mau langka, mau tidak, tetap Rp 12.500,” tutur Said.

BACA JUGA: Diduga Belum Bebas Penyakit, Meranti Larang Warganya Konsumsi Daging asal Malaysia

Pengguna bentol lainnya, Wiji, menjelaskan harga sekarang masih lebih stabil dibandingkan beberapa waktu lalu. Itu sebelum BBM mengalami kenaikan dari pemerintah pusat di Jakarta. “Masih bagus sekarang, dulu sampai Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu,” jelasnya menambahkan.

Ketika dikonfirmasi beberapa waktu lalu, pemilik APMS Tideng Pale, H Deni menyatakan, pasokan BBM didapat per 10 hari dari Pertamina Tarakan. “Tergantung, bisa mencapai 70 ton 1 kali pengiriman,” jelasnya kala itu.

Ketika dikonfirmasi ulang terkait ini kemarin, H Deni tidak dapat dimintai keterangan. HP-nya tidak aktif. Menurut salah seorang staf di salah berinisial SN, di KTT saat ini ada sekitar 2 APMS yang mempunyai izin untuk menjual bensin, solar, dan mitan.

“Selebihnya menjual gas dan mitan saja,” jelas sumber yang bekerja di salah satu SKPD terkait ini.

Sementara, Kabid Perdagangan pada Disperindagkop KTT, Jayadi mengungkapkan, dirinya belum mendapatkan laporan mengenai harga bentol menembus Rp 15 ribu. Menurutnya, keadaan telah normal sejak beberapa bulan lalu. Namun Ia berjanji akan menindaklanjuti kelangkaan bensin di KTT.

 “Belum ada inspeksi, saya juga belum mendapat laporan dari anggota lain. Kemarin sudah normal, kami akan mengecek kira-kira Senin kalau sudah masuk, saya akan bicarakan dengan orang kantor. Saya masih di luar. Kalau masalah gas, Distamben yang ngurus,” ungkap Jayadi.

Kepala Kesbangpol, Pol PP, dan PMK, Hasril mengungkapkan akan mempelajari masalah ini. “Tidak bisa komentar, nanti kami koordinasi dulu,” tutup Hasril. (*/prw/asm)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Parkir Motor di Tepi Pelabuhan, Nikmati Pemandangan, Eh.. Anak Tarik Gas, Akhirnya...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler