Waduh! Dua Juta Buruh Ancam Mogok November Nanti

Sabtu, 02 Mei 2015 – 06:52 WIB
Demo buruh. Foto: dok.Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal  menegaskan tak akan tinggal diam jika tuntutan pada hari buruh tak ditindak lanjuti.

Dia memberikan waktu lima bulan bagi pemerintah untuk mewujudkan tuntutan buruh. Jika tak ada hasil, maka pihaknya pun bakal menggelar aksi mogok pada November nanti.
    
"Dua juta anggota KSPI seluruh Indonesia akan melakukan mogok nasional jika pemerintah tidak menggubris tuntutan kami," tegasnya di Jakarta kemarin (1/5).
    
Tuntutan KSPI, lanjut dia, terdiri dari penghapusan kebijakan upah murah dan kenaikan upah setiap lima tahun sekali. Dia juga meminta kenaikan upah minimum tahun depan 2016 sebesar 32 persen. "KHL (Kebutuhan Hidup Layak) buruh harus menjadi dipertimbangkan dair 84 item," jelasnya.
    
Selain itu, dia meminta fasilitas buruh bisa disamakan dengan pegawai lainnya. Misalnya, program jaminan pensiun dengan manfaat 60-75 persen dari gaji terakhir. Atau, penambahan alokasi APBN kepada BPJS Kesehatan menjadi Rp 30 triliun dari semula Rp 19,9 triliun.
    
"Kami juga menuntut dihapuskannya sistem kerja alih daya di Indonesia. Termasuk, praktek di perusahaan BUMN," terangnya.
    
Terkait tuntutan itu, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri belum mau memberikan respon tegas. Menurutnya, pemerintah terus meningkatkan kesejahteraan pekerja dan buruh. Salah satunya, penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Namun, terkait besaran jaminan pensiun, dia mengaku harus menyertakan pertimbangan pengusaha.
    
"Harus disepakati oleh para pekerja dan pengusaha.Kami harus memastikan jaminan pensiun ini jalan. Soal iuran kan bisa dievaluasi,"  jelasnya.
    
Dia pun menampik terhadap rencana untuk menentukan kenaikan upah lima tahun sekali. Menurutnya, pemerintah masih mempertimbangkan formula yang tepat. "Prinsipnya upah buruh itu harus naik tiap tahun. Persoalannya adalah formula yang sekarang kita godok," ungkapnya.
    
 Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Bahlil Lahadalia mengapresiasi para buruh yang berdemo dengan damai pada May Day tahun ini.

BACA JUGA: Inilah Personel KPK yang Masuk Daftar Polri, Ada Perempuan Cantik

Apapun tuntutannya, dia menilai buruh dan pelaku usaha harus mulai bergandeng tangan untuk memerangi musuh bersama."Musuh kita yang sebenarnya adalah ekonomi biaya tinggi," ujarnya.

Jika ekonomi biaya tinggi bisa dipangkas maka biaya produksi bisa diturunkan. Dampak positifnya, pengusaha akan dengan senang hati untuk menaikkan gaji buruh. Untuk itu Hipmi mengajak buruh untuk menyuarakan hal itu dalam orasinya. "Kami mengajak teman-teman buruh untuk bersama-sama memerangi biaya tinggi diperekonomian kita selama ini," tukasnya.
                
Ekonomi biaya tinggi, lanjutnya, utamanya dipicu oleh pungutan liar mulai dari perizinan di birokrasi, proses produksi, distribusi, hingga loading di pelabuhan.  Tak hanya itu, ekonomi biaya tinggi juga dipicu oleh tingginya biaya logistik serta rendahnya akses memperoleh bahan baku.

BACA JUGA: Ini Kronologi Jumat Keramat Novel Baswedan

"Banyak pungli di birokrasi da di lapangan. Mari kita lawan demi kebaikan bersama," jelasnya. (bil/wir)

BACA JUGA: Buruh Desak Korporasi Akhiri Keserakahan

BACA ARTIKEL LAINNYA... Buruh Siap Bentuk Partai, Siapa Nama Pimpinannya?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler