Waduh, Nama Pak Buwas Dicatut, Begini Kronologinya

Minggu, 20 Maret 2016 – 09:28 WIB
Komjen Pol. Budi Waseso. FOTO: JPNN.com

jpnn.com - KUPANG – Sidang perkara dugaan tindak pidana penipuan calo casis Polri 2015 dengan terdakwa Samuel Lerik, dilanjutkan di Pengadilan Negeri (PN) Klas 1A Kupang, Kamis (17/3), sekira pukul 13.00 WIB.

Sidang lanjutan digelar dengan agenda pemeriksaan saksi korban, masing-masing Lukius Takene, Silevester Takene dan Margareta Takene.

BACA JUGA: Rumah Dosen Dimasuki Maling, Eh...Terulang Lagi

Lukius Takene di persidangan mengaku mengenali terdakwa karena dikenalkan oleh Ujang yang juga tersangka penipuan.

“Awalnya, saya cuma kenal Ujang. Ujang dikenalkan oleh Yohanes Lona ke saya pada bulan Mei 2015. Saya kenal mereka karena saya berniat memasukan anak saya sebagai polisi. Ujang itu anak mantu Samuel Lerik,” sebut Likius.

BACA JUGA: Kasus Ongen dapat Berdampak Luas

Menurut Lukius, saat sedang berada di rumahnya, tiba-tiba datang Yohanes Lona dan Ujang. Ujang mengaku Samuel Lerik kenal dekat dengan Budi Waseso, sehingga bisa membantu meloloskan anak Lukius menjadi polisi.

“Ujang tanya saya punya persiapan berapa? Saya jawab, saya siap Rp 75 juta. Ujang lalu minta nomor HP saya dan uang Rp 2,5 juta,” ungkap Lukius.

BACA JUGA: Jambret Muda-Mudi lagi Pacaran, 2 ABG Digiring Polisi

Lukius mengaku menyanggupi permintaan Ujang setelah uang diambil di BNI. Setelah menyerahkan uang, Ujang mengaku kalau kwitansi penyerahan uang nanti diambil di Samuel Lerik.

Selanjutnya pada 12 Mei 2015 Samuel Lerik menelpon Silvester Takene untuk bertemu di kediamannya di Todekisar. Saat itu juga, Lukius bersama anaknya bertemu Samuel Lerik. Tiba di rumah Samuel Lerik, datanglah Ujang namun hanya beberapa menit saja lalu menghilang.

“Kami bicara soal rencana ikutnya anak saya sebagai calon polisi. Tiba-tiba, HP Samuel Lerik berdering dan Samuel Lerik lalu menerima telepon tersebut. Samuel Lerik mengaku yang telepon saat itu adalah Budi Waseso. Dan Budi Waseso minta tongkat cendana. Samuel Lerik lalu minta uang ke saya Rp 5 juta. Tapi saya hanya sanggupi Rp 4 juta. Alasan minta uang  setelah telepon untuk beli tongkat cendana yang dipesan Budi Waseso,” sebut Lukius dilansir Timor Express (Grup JPNN).

Samuel Lerik terus meminta uang kepada Lukius Takene dengan nominal bervariasi yaitu Rp 2,5 juta, Rp 12,5 juta, Rp 2,3 juta, Rp 5 juta, Rp 5 juta, Rp 6 juta, Rp 10 juta dan Rp 10 juta. Setiap kali meminta uang, Samuel Lerik selalu beralasan akan diberikan ke panitia lokal yang ada di Polda NTT termasuk ke panitia pusat.

Namun dalam perjalanan seleksi, jelas Lukius, Silvester Takene tak lolos saat tes psikologi.

“Saya hitung-hitung, uang yang saya kasih ke Samuel Lerik sebesar Rp 125 juta. Setelah para calon polisi sudah masuk pendidikan, saya tanya ke Samuel Lerik tapi dia katakan masih tunggu koordinasi dengan Budi Waseso. Karena tidak percaya lagi, saya akhirnya minta kembali uang yang sudah saya kasih, tapi katanya uang tidak ada lagi. Oleh karena itu, maka saya langsung lapor polisi,” beber Lukius.(gat/joo/fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ayah Bejat! Bejat! Bejat!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler