Waduh..Sianida di Lambung Mirna Bisa Dipicu dari Formalin

Senin, 05 September 2016 – 20:33 WIB
Beng Beng Ong (kanan-berdiri) saat menjadi saksi ahli dalam sidang kasus pembunuhan berencana Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (5/9). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Patolog Forensik dari Universitas Queensland, Australia, Beng Beng Ong menyayangkan kesimpulan Wayan Mirna Salihin tewas karena racun sianida. 

Pasalnya, 0,2 Mg sianida yang disebut ditemukan dalam lambung Mirna, jumlahnya sangat sedikit untuk membunuh korbannya.

BACA JUGA: Terungkap, Misteri ‎Senjata dan Peluru Aa Gatot

"Karena volume racun, dalam kasus ini masuk lewat kopi, adalah sangat sedikit, yang dijelaskan oleh ahli racun toksikolog, yaitu sekitar 0,2 Mg. Tetapi pengikisan yang terjadi pada lambung, dijelaskan sebagai pengikisan yang parah," kata Beng melalui penerjemahnya di PN Jakarta Pusat, Senin (5/9).

Menurut dia, 0,2 Mg CN (sianida) yang ditemukan dalam tubuh seseorang masih dalam batas kewajaran. Sebab, tubuh orang bisa memprodusi CN (sianida).

BACA JUGA: IRT Bandar Narkoba Ini Menangis Sejadi-jadinya

"Tetapi pengikisan yang terjadi pada lambung, dijelaskan (dalam BAP) senbagai pengikisan yang parah. Maka saya curiga apabila itu benar-benar pengikisan," beber dia.

Pria yang sudah lebih dari 2.000 kali melakukan autopsi kepada jenazah korban tindak pidana ini, menilai 0,2 Mg sianida bisa datang dari aspek lain.

BACA JUGA: Lihat nih, Suami Istri Kompakan Dagang Sabu-sabu

Bahkan, dia juga mengulas bahwa tubuh Mirna bisa memproduksi sianida karena sudah melewati proses formalinisasi. Jenazah Mirna diketahui diformalin lebih dahulu baru tiga hari kemudian digelar autopsi pada lambung.

"Perubahan-perubahan yang diuraikan ahli patologi, dapat diakibatkan pascakematian dan efek yang diberikan pada efek formalin, bukan karena sianida. Dan tentunya, tidak ada deskripsi dalam miskrosop, dari vakuolasi sel dasal," katanya.

Dia juga menyayangkan bahwa tidak dilakukan autopsi secara menyeluruh pada jenazah Mirna. Autopsi hanya dilakukan dengan mengambil sampel liur lambung, empedu, hati, dan urine.

"Pengikisan yang diakibatkan sianida, tidak menyeluruh pada satu tempat saja. Ahli toksikolog hanya melihat hasil toksikolog. Karena itu, tidak bisa disimpulkan kematian karena satu bagian saja," tegas Beng. (mg4/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Patolog Australia: Pembuktian Kematian Mirna Masih Lemah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler