jpnn.com - TikTok, secara resmi membentuk Dewan Penasihat Keamanan se-Asia Pasifik yang terdiri dari para ahli yang berkompeten di bidang hukum dan kebijakan, serta akademisi.
Dewan Penasihat eksternal ini terdiri dari tujuh orang dari berbagai negara di Asia Pasifik yang akan bertugas memberikan nasihat mengenai kebijakan moderasi konten, serta keamanan dan kenyamanan pengguna.
BACA JUGA: AS Blokir TikTok dan WeChat, Tiongkok Siapkan Aksi Balasan
"TikTok telah mengambil langkah positif ke depan dalam meningkatkan kebijakan dan prosesnya dengan membentuk Dewan Penasihat Keamanan Asia Pasifik," ujar Arjun Narayan selaku TikTok Director of Trust and Safety Asia Pacific, saat acara perkenalan Dewan Penasihat TikTok secara daring, Selasa (22/9).
Arjun mengatakan dewan penasihat tersebut juga memainkan peran penting dalam mengidentifikasi berbagai masalah yang muncul di satu wilayah yang bisa memengaruhi platform dan pengguna TikTok.
BACA JUGA: Anita Wahid: Pemerintah Tidak Bersedia Mendengarkan Opini Publik
"Mereka juga mengembangkan strategi untuk mengatasi masalah tersebut," tambahnya.
Dari Indonesia sendiri terdapat satu orang yang menjadi Dewan Penasihat TikTok Asia Pasifik yakni Anita Wahid, seorang Aktivis, Gusdurian Network Indonesia and President MAFINDO (Indonesia Anti-Hoax Society)
BACA JUGA: TikTok Paling Banyak Diunduh Pengguna di Indonesia
"Saya senang bisa tergabung dalam anggota dewan lainnya untuk membahas permasalah di industri saat ini, serta memitigasi potensi bahaya ke depannya," ujar Anita.
Nantinya, seluruh Dewan Penasihat Kemanan TikTok akan melakukan pertemuan di setiap kwartalnya untuk mendiskusikan isu-isu utama.
Beberapa kajian yang akan dibahas yakni keamanan daring, keamanan anak, literasi digital, kesehatan mental dan hak asasi manusia, selain itu juga melaporkan pengamatan. (mcr2/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rizki Sandi Saputra