jpnn.com, KAPUAS HULU - Geopolitik Research Centre (GRC) merilis hasil survei terbaru Pilkada Kapuas Hulu.
Survei ini dilakukan bertujuan mengukur tingkat elektabilitas pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kapuas Hulu setelah masa kampanye dan debat publik.
Direktur Eksekutif Geopolitik Research Centre (GRC) Alfian Septiansyah menyatakan survei ini memberikan gambaran penting tentang preferensi politik masyarakat Kapuas Hulu pascakampanye dan debat publik.
BACA JUGA: Simulasi Pilbup Kapuas Hulu, Wahyudi-Oktavianus Ungguli Frasiskus-Sukardi
Selain itu, hasil survei ini juga dapat menjadi acuan bagi kedua pasangan calon untuk merumuskan strategi komunikasi dan kampanye yang lebih efektif menjelang pemungutan suara.
"Survei dilakukan dalam tiga tahap simulasi untuk mengukur elektabilitas kedua pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati, yaitu Wahyudi Hidayat-Oktavianus Wawa dan Fransiskus Diaan-Sukardi," kata Direktur Eksekutif GRC Alfian Septiansyah dalam keterangannya, Jumat (22/11).
BACA JUGA: Pengangkatan PPPK jadi Ikhtiar Pemkab Kapuas Hulu Mengatasi Kekurangan Guru
Pada tahap simulasi pertanyaan terbuka, responden diminta untuk memberikan jawaban secara spontan tanpa pengaruh nama pasangan calon yang disarankan.
Hasilnya, Wahyudi Hidayat-Oktavianus Wawa dipilih sebanyak 48,2 persen, Fransiskus Diaan-Sukardi dipilih sebanyak 41,4 persen, dan tidak menjawab sebanyak 10,4 persen.
BACA JUGA: Hasil Survei Terbaru LSI soal Elektabilitas Paslon Pilkada Kota Bandung 2024, Tidak Mengejutkan
Lanjut Alfian menyampaikan, tahap kedua dilakukan simulasi pertanyaan tertutup.
Pada tahap ini, responden diberikan kertas kuisioner yang memuat pilihan nama pasangan calon untuk memilih secara langsung.
Hasilnya, Wahyudi Hidayat-Oktavianus Wawa dipilih sebanyak 53,8 persen, Fransiskus Diaan-Sukardi dipilih sebanyak 40,5 persen, dan tidak menjawab sebanyak 5,7 persen.
Ketiga, simulasi dengan duplikat surat suara pada tahap terakhir.
Alfian mengatakan dalam tahap ini responden diminta untuk memilih secara langsung menggunakan duplikat surat suara yang menyerupai kondisi sebenarnya pada saat pemungutan suara nanti.
"Hasilnya, pasangan Wahyudi Hidayat-Oktavianus Wawa memperoleh 813 suara atau 54,2 persen dari total suara yang sah. ?Pasangan Fransiskus Diaan-Sukardi memperoleh 667 suara atau 44,46 persen dari total suara yang sah, sedangkan surat suara tidak tercoblos sebanyak 20 lembar," beber Alfian.
Alfian memaparkan berdasarkan hasil survei ini, Wahyudi Hidayat-Oktavianus Wawa menunjukkan keunggulan elektabilitas di seluruh simulasi yang dilakukan, baik melalui pertanyaan terbuka, pertanyaan tertutup, maupun simulasi pemilihan dengan duplikat surat suara.
Meski demikian, kata Alfian, terdapat sejumlah pemilih yang belum memutuskan pilihan mereka yang tercermin dalam persentase 'tidak menjawab' yang dapat mempengaruhi dinamika pemilihan hingga hari-H.
Dia menambahkan penarikan sampel survei ini menggunakan metode multistage random sampling, yang merupakan teknik acak bertahap yang memungkinkan pemilihan responden secara representatif dari seluruh wilayah Kabupaten Kapuas Hulu.
Dari total 196.115 pemilih terdaftar, sebanyak 1.500 responden dipilih sebagai sampel survei.
Responden yang terpilih merupakan representasi dari berbagai segmen demografis, termasuk usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.
Dalam survei ini, toleransi kesalahan atau margin of error diperkirakan sebesar 2,52 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
"Yang memberikan validitas dan reliabilitas yang tinggi terhadap hasil yang diperoleh," imbuhnya.
Survei ini dilaksanakan pada 10-20 November 2024, menggunakan metode wawancara tatap muka dengan para responden di seluruh daerah Kapuas Hulu.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia Muhammad Sutisna menilai hasil survei ini sudah bisa menjadi gambaran dari Pilkada Kapuas Hulu yang berpotensi dimenangkan Wahyudi Hidayat-Oktavianus Wawa.
"Hasil survei GRC yang mengunggulkan Wahyudi-Oktavianus merupakan hal yang wajar," ucap Sutinas.
Terlebih, kata dia, jika Bupati petahana Fransiskus Diaan approval rating di bawah 50 persen tingkat kepuasan masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu.
"Sebab, walaupun Wahyudi sebagai Wakil Bupati dari Fransiskus Diaan, namun peran wakil bupati tidaklah besar dalam pemerintahan, sehingga kegagalan kepemimpinan di Kapuas Hulu lebih menjadi tanggung jawab dari Fransiskus Dian," kata Sutisna.
Menurut Sutisna, ada anomali kutukan terhadap petahana bupati yang banyak kalah oleh petahana wakil bupatinya saat mereka masing masing bersaing di Pilkada.
"Nah tentu hasil survei ini bisa menjadi dasar bagi masyarakat untuk memberikan pilihannya pada hari pencoblosan," pungkasnya. (mrk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi