jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat meminta jangan mengabaikan kearifan lokal dalam proses pengembangan rencana pembentukan desa wisata di sejumlah daerah di tanah air.
Dia berpesan rencana pemerintah mengembangkan desa wisata di tanah air harus mendapatkan dukungan penuh dengan proses pengembangan pariwisata, lingkungan dan budaya yang seimbang.
BACA JUGA: Desa Wisata Menyemai Kesejahteraan, Sebuah Kunci Keberlanjutan
"Jangan sampai mengabaikan kearifan lokal yang ada di setiap desa wisata tersebut," kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/2).
Berdasarkan catatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dari 80 ribu lebih desa di tanah air, ada sekitar 7.500 desa dinilai memiliki potensi di sektor wisata.
BACA JUGA: Desa Wisata Akebay Maitara Raih Penghargaan dari Kemenkominfo
Namun pada tahun ini, Kemenparekraf berencana membentuk 6 ribu desa wisata.
Diharapkan desa wisata yang dibentuk itu dapat menyumbang 4,5 persen pendapatan domestik bruto (PDB) nasional.
BACA JUGA: Lestari Moerdijat Tekankan Pentingnya Bangun Desa Wisata dengan Perencanaan Matang
Dalam pengembangan desa sebagai kawasan tujuan wisata aspek, ujar Lestari, aspek sosial dan kelestarian lingkungan desa tersebut harus menjadi perhatian serius.
"Jangan sampai kedatangan para wisatawan ke desa-desa memberi dampak negatif dalam kehidupan masyarakat desa," tegas Rerie yang akrab disapa itu mengingatkan.
Rerie yang juga anggota Komisi X DPR itu mengungkapkan sejumlah kajian terkait sosial dan lingkungan hidup masyarakat desa harus menjadi dasar pertimbangan dalam proses membangun desa wisata di sejumlah daerah.
"Kesiapan sumber daya manusia (SDM) pariwisata di setiap daerah harus segera dipastikan agar pengembangan desa wisata dapat mewujudkan keseimbangan antara kegiatan pariwisata dan pelestarian lingkungan hidup, serta budaya," ujarnya.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap kolaborasi antarpemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah yang solid untuk merealisasikan desa wisata yang berkelanjutan dan mengedepankan kearifan lokal. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi