jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin mengapresiasi dan mengakui keberanian Presiden Joko Widodo yang mulai menghentikan ekspor bahan mentah mineral ke negara-negara maju.
Menurut Sultan, kebijakan tersebut sebagai upaya pengalihkan fokus pembangunan struktur ekonomi nasional yang lebih produktif daripada bergantung pada tingkat konsumsi masyarakat.
BACA JUGA: Bertemu Sri Sultan HB X, Jenderal Andika: Banyak Pelajaran yang Saya Petik
“Saya harus mengatakan ini ide (Pak Jokowi) dan political will pasca-membangun infrastruktur yang sangat brilian,” kata Sultan melalui keterangan resminya pada Senin (3/1).
Eks Wakil Gubernur Bengkulu tersebut mengatakan dengan membangun manufaktur atau industri pengolahan bahan tambang penting di dalam negeri akan membuka peluang Indonesia menjadi pemain kunci pemenuhan kebutuhan energi global dalam beberapa dekade ke depan.
BACA JUGA: Ketua Banggar DPR Sampaikan 6 Pandangan Soal Kebijakan Larangan Ekspor Batu Bara
Di samping, secara pasti akan menciptakan lapangan kerja yang baru, dengan dukungan infrastruktur yang kian memadai dan terkoneksi.
"Dengan diversifikasi produk, akan meningkatkan nilai tambah dan secara pasti memberikan dampak yang berarti bagi posisi neraca dagang Indonesia. Meskipun sedikit banyak akan mengganggu rantai pasok energi global, dan manuai aksi protes negara maju di tengah fenomena energi global,” ujar Sultan.
BACA JUGA: Menkominfo:Â Pak Jokowi Serius Membangun Infrastruktur TIK di Indonesia
Dengan demikian, tambah Sultan, kita patut berterima kasih bahwa kebijakan ini menjadi wujud dan cara Presiden Jokowi menjaga marwah dan kedaulatan bangsa dan negara Ri hadapan negara maju.
Meski demikian, Sultan tak menampik ketergantungan RI terhadap industri tambang harus dikendalikan, dengan mengembangkan teknologi pengolahan hasil pertanian, kelautan dan lain-lainnya.
"Industri tambang tidak menyentuh langsung UMKM yang jumlahnya puluhan juta unit. Di saat yang sama sangat merugikan kualitas lingkungan. Ekonomi masa depan harus dibangun dengan konsep hijau yang berkelanjutan,” kata Sultan.
Presiden Jokowi dalam sambutan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) secara virtual di Jakarta, memastikan bahwa transformasi ekonomi,tidak boleh berhenti. Bahkan reformasi struktural juga tidak boleh berhenti.
"Hal ini dikarenakan akan menjadi sebuah basis setelah kita memiliki yang namanya infrastruktur. Tidak boleh lagi meskipun ada transisi, tidak boleh ada lagi kita mengekspor bahan-bahan mentah, raw materials need to stop. Sudah disetop," ujar Jokowi.(fri/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Friederich