jpnn.com, KUPANG - Tarian perang Hideng yang dipersembahkan oleh enam mahasiswa yang tergabung dalam sanggar Ammapai menyambut kedatangan Wakil Ketua MPR Mahyudin di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer (STIKOM) Uyelindo di Jalan Perintis Kemerdekaan Kayu Putih, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (26/10).
Begitu melangkah menuju aula STIKOM, Mahyudin mendapat pengalungan kain tenun NTT dari Ketua Yayasan Uyelindo Tarsius Tukang.
BACA JUGA: Mahyudin: Indonesia Perlu Pemimpin Otoriter
Kehadiran Mahyudin di STIKOM Uyelindo dalam rangka melaksanakan salah satu amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MD 3, yaitu menyosialisasikan Empat Pilar MPR.
Hari itu, 400 peserta sosialisasi yang terdiri dari para mahasiswa STIKOM Uyelindo, anggota organisasi kepemudaan, dan siswa-siswi tingkat SMA di Kota Kupang siap menerima materi sosialisasi.
BACA JUGA: Ketua MPR Ingin Bangun Sekolah Seperti Taruna Nusantara
Selain Mahyudin, hadir juga dua anggota MPR sebagai narasumber.
Yakni, Zulfadli dari Fraksi Partai Golkar dan Abraham Liyanto (kelompok DPD dapil NTT).
BACA JUGA: HNW Beber 3 Hal untuk Merevitalisasi Pancasila
Mahyudin mengatakan, bahwa Sosialisasi Empat Pilar adalah salah upaya untuk mengantisipasi ancaman, baik dari internal maupun luar.
"Kami menyadari bahwa ancaman kebangsaan itu tidak pernah selesai. Setiap saat selalu ada yang mencoba untuk merongrong Indonesia. Sebab, mungkin mereka tidak suka melihat Indonesia bersatu, utuh, sebagai negara yang memang kaya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya," ungkap politikus Partai Golkar ini.
Dia menambahkan, salah satu cara menjaga keutuhan NKRI adalah dengan memberikan pemahaman Pancasila atau Empat Pilar MPR.
"Pancasila atau empat pilar ini penting ditanamkan kepada seluruh lapisan masyarakat. Terutama untuk kalangan generasi muda agar dijadikan perilaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Mahyudin.
Salah satu dari sekian banyak ancaman adalah adanya upaya memecah belah bangsa Indonesia.
"Kami tidak menuduh, tapi kenyataan itu memang ada," kata Mahyudin.
Ancaman lainnya adalah korupsi. Korupsi, menurut. Mahyudin, melibatkan pejabat tinggi negara sampai tingkat RT.
Karena itu, sambung Mayudin, korupsi ini harus dihentikan secara menyeluruh. "Korupsi itu membahayakan karena bisa membuat negara menjadi kolaps, " tutur Mahyudin.
Dia mencontohkan negara lain yang tak bisa berkembang dan menjadi negara gagal karena korupsi.
Oleh karena itu, tambah Mahyudin, harus ada komitmen semua untuk menghentikan praktik korupsi.
"Korupsi harus dijadikan musuh bersama," kata Mahyudin. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua MPR: Nasionalisme Berarti Utamakan Tenaga Kerja Lokal
Redaktur : Tim Redaksi