jpnn.com, PALANGKA RAYA - Wakil Wali Kota Palangka Raya, Kalteng, Mofit Saptono Subagio, mengakui penyebaran guru di wilayahnya masih belum merata.
Bahkan, orang nomor dua di Pemerintahan Kota (Pemko) Palangka Raya ini menyebut masih ada beberapa guru yang harus mengajar tidak sesuai dengan kompetensinya.
BACA JUGA: Danramil: Mematikan dan Berbahaya
“Memang ini pekerjaan rumah (PR) bagi kita sebagai pemangku kepentingan untuk mengatur dan menyusun strategi agar pendidikan dapat berjalan secara rata dan adil,”ujar Mofit, seperti diberitakan Kalteng Post (Jawa Pos Group).
Tetapi, ujar dia, dalam melakukan pemerataan tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Mulai dari guru yang jarang betah jika ditempatkan di kawasan pinggiran. Begitu pula dengan beberapa faktor lain seperti sarana pendukung yang tidak lengkap.
BACA JUGA: Citra Tewas Ditusuk Mandau di Dekat Rumahnya, Perutnya... Mengerikan!
“Berbagai infrastruktur yang belum optimal, termasuk infrastruktur sekolah. Sebut saja seperti belum tersedianya listrik, membuat tidak maksimalnya pengabdian tenaga pengajar,” katanya.
Kurangnya infrastruktur tersebut membuat guru yang ada di kawasan pinggiran lebih memilih untuk selalu pulang pergi.
BACA JUGA: Subarjo Ditabrak Mobil Usai Salat Subuh, Terseret 200 Meter Posisi Telungkup
Mereka tidak mau menetap di tempatnya bekerja, walaupun di sana sudah ada disediakan rumah dinas.
Di samping itu, larangan mengangkat pegawai negeri juga menjadi persoalan tersendiri. Mengakibatkan susahnya memenuhi kebutuhan guru, terutama untuk kawasan pinggiran tersebut.
Kondisi itulah, lanjut dia, yang akhirnya menyebabkan banyak guru terutama bagi mereka yang menjunjung tinggi pengabdian harus memaksakan diri.
Mereka dituntut untuk mampu mengajar banyak bidang studi, meskipun sesungguhnya bukan bidang studi atau kompetensi yang telah dipelajari bertahun-tahun.(awa/ram)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kalteng Siap Jadi Ibu Kota, Pak Gubernur Punya Permintaan Khusus
Redaktur & Reporter : Soetomo