jpnn.com, SAMPIT - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotawaringin Timur masih menyisakan pekerjaan rumah yang sangat besar.
Salah satunya perihal penanganan sampah. Saat ini, sampah menumpuk di beberapa sudut kota.
BACA JUGA: Tiongkok Minati Sampah Samarinda
Kepala Seksi Penanganan Sampah DLH Kotim Era Yules mengatakan, sampah yang menumpuk belakangan ini karena pihaknya terkendala bahan bakar minyak (BBM ) untuk operasional truk pengangkut.
Selain itu, dirinya juga tidak dilibatkan lagi menangani sampah.
BACA JUGA: Ahok: Mending Uangnya Dikasih ke Bekasi
”Memang belakangan ini persoalannya adalah karena BBM, dan juga saya tidak dilibatkan lagi dalam urusan penanganan sampah mulai 1 Maret lalu,” kata Era Yules, Selasa (25/4).
Persoalan lain, kata dia, pekerja di tempat pembuangan akhir (TPA) diganti tanpa pemberitahuan.
BACA JUGA: JOSS! Pak Wali Kota Nggak Malu Bersihkan Sampah
”Adanya pergantian pekerja di TPA juga saya tidak tahu,” tambah Yules.
Dia menambahkan, persoalan sampah tidak bisa dituntaskan apabila pejabat tak dikembalikan ke tupoksi masing-masing.
”Dikira enak menangani sampah, makanya saya katakan, kalau tidak dipercayakan penanganan sampah itu kepada petugas dan bidangnya, sulit sekali. Lihat saja persoalannya nanti,” kata Era.
Dia mengaku hanya mengurusi BBM untuk Januari dan Februari 2017.
Selebihnya langsung diambil alih oleh bendahara DLH.
”Kalau ada kasus hukum di kemudian hari, saya tidak tanggung jawab lagi,” katanya
Terpisah, anggota DPRD Kotim Dadang H Syamsu mengatakan, penanganan sampah kian buruk.
Salah satunya di Baamang. Sampah di daerah itu sudah menggunung.
Bahkan, warga setempat mengancam membuang sampah itu ke tengah jalan raya.
”Sudah satu bulan lebih ini sampah itu tidak terangkut. Memang saya lihat ada persoalan di dalamnya sehingga menyebabkan Sampit terancam jadi kota sampah,” katanya. (ang/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Luhut: Ikan-ikan Sudah Mulai Makan Plastik
Redaktur & Reporter : Ragil