jpnn.com - TARAKAN – Penyebaran lantung alias limbah minyak di daerah Kampung Satu/Skip terbilang mengkhawatirkan. Kasubid Tata Lingkungan Boedi Soejoto mengatakan, sebaran lantung ini sudah menjangkau hingga 12 hektare.
Alhasil, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Tarakan pun terus melakukan pemantauan secara intensif. Jika dibiarkan begitu saja, limbah minyak tersebut tentu akan sangat membahayakan warga.
BACA JUGA: Insiden Polsek Sinak: Polri Sita 471 Peluru AK-47 dan SS-1, 1 Mayat Dibakar
“Berdasarkan hasil penelitian dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, lantung awalnya berasal dari RSUD Tarakan yang kemudian mengarah ke Kampung Satu/SKIP, dan menuju lingkungan sekolah Don Bosco di Markoni,” kata Boedi beberapa waktu lalu.
Dia menambahkan, hingga saat ini proses kajian masih menyangkut electrical drilling. Yakni mengambil tingkat lapisan tanah yang terkontaminasi.
BACA JUGA: Astagaaa! Sampah Tahun Baru Mencapai 7 Ton
BPLH pun tidak bisa berbuat banyak karena kajian terkait lantung ini merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh kementerian lingkungan hidup dan kehutanan. “Daerah hanya memfasilitasi,” ujar Boedi. (ash/jos/jpnn)
BACA JUGA: Waduhh.. Gawatt.. Tarakan Punya Utang Gede Banget
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Suami yang Ajak Selingkuhannya Check In, Ternyata Dikuntit Sang Anak
Redaktur : Tim Redaksi