Walah...883 Tahanan Hanya Dijaga Lima Sipir

Selasa, 03 November 2015 – 07:29 WIB
Martin Hutabarat. Foto: dok.Indopos/JPNN

jpnn.com - MEDAN - Kaburnya 14 tahanan di Rutan Pancurbatu, Deliserdang, Sumut, Minggu (1/11) dipicu masalah klasik yakni kelebihan kapasitas, yang tidak sebanding dengan jumlah sipir. Tak tanggung-tanggung rasionya mencapai 400 persen.

Rutan yang idealnya dihuni 145 orang ternyata dipadati 883 tahanan dengan penjagaan lima sipir.

BACA JUGA: Polres Gowa Tahan 8 Orang Diduga Mau Gabung ISIS, 2 Di Antaranya Anak-anak

Jubir Kemenkumham wilayah Sumut, Josua Ginting mengakui Rutan dan Lapas di Sumut tergolong over kapasitas dan minim petugas. "Kami akui seluruh Rutan dan Lapas di Sumut itu kelebihan kapasitas. Rutan Pancur Batu ini juga termasuk yang minim segala hal," tukasnya.

Josua memaparkan kapasitas Rutan Pancurbatu sebanyak 145 tahanan, namun saat kejadian dihuni 883 tahanan. Artinya, Rutan mengalami kelebihan kapasitas hingga  400 persen dari jumlah idela hunian tahanan."Ya begitu lah (over kapasitas). Jumlah sipirnya pun hanya 5 orang," bebernya.

BACA JUGA: Parah.. Masih Kurang Dua Bulan, Anggaran Kunker Sudah Habis

Ditanya soal pengejaran 14 tahanan yang kabur, Josua mengatakan, hingga kini belum ada perkembangan. Pihak kepolisian masih terus melakukan pengejaran dan penangkapan kembali. "Masih seperti kemarin lah," ujarnya.

Josua mengingatkan, Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia (Menkumham) Yassona Laoly pernah mengatakan adanya kesepakatan dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam program penanganan minimnya tenaga pengawas di Rutan dan Lapas.

BACA JUGA: 14 Tahanan Kabur, Anggap Sipir Rutan Pancur Batu Ceroboh

"Kita sudah ada Memorandum of Understanding (MoU) dengan TNI, agar nanti anggota-anggota TNI yang akan pensiun direkrut menjadi PNS di sini," ujarnya.

Saat ini, kata dia, jumlah petugas di Rutan dan Lapas masih jauh dari memadai sehingga membutuhkan banyak tenaga yang baru. "Bagaimana mau aman kalau ribuan tahanan cuma diawasi segelintir petugas? Tapi sayangnya MoU itu sampai saat ini belum direalisasikan," katanya.

Josua mengakui penambahan tenaga pegawas sangat penting mengingat hampir seluruh Lapas

Dilanjutkan dia, langkah paling efektif yang dilakukan pihaknya adalah membagi distribusi penghuni Lapas dan Rutan yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Sumut. "Kami pakai kebijakan bagi-bagi atau distribusi. Mana ada kosong ya, dipindah. Tapi masalahnya yang lain ternyata penuh juga," keluhnya.

Anggota Komisi III DPR Martin Hutabarat menilai ada unsur kelengahan sipir yang menyebabkan para tahanan bisa kabur. Pasalnya, para penjahat itu kabur dengan cara memanfatkan pintu kedua yang terbuka saat mobil pemasok bahan makanan saat keluar dari rutan.

"Jadi saya lihat ada unsur kelengahan petugas. Mestinya modus kabur dengan cara seperti itu bisa diantisipasi petugas," ujar Martin kepada Sumut Pos di Jakarta, Senin (3/11).

Karenanya, vokalis di Komisi Hukum DPR itu mendesak Kementerian Hukum dan HAM melalui Ditjen Pemasyarakatan melakukan investigasi guna mengetahui secara pasti sejauh mana kelengahan sipir yang sedang bertugas saat itu.

"Harus dievaluasi kejadian itu, sejauh mana ada unsur kelengahan petugas. Langkah ini penting agar kejadian dengan modus serupa tidak terulang lagi," kata politikus Partai Gerindra itu.

Kepala Perwakilan Ombudsman Sumut, Abyadi Siregar, menyebutkan kelebihan kapasitas, pelayanan yang minim akibat terbatasnya sumber daya manusia menjadi faktor dominan penyebab kaburnya tahanan dari Rutan Pancurbatu.

"Bisa dibayangkan dengan jumlah 483 warga binaan, hanya ada lima sipir. Rasionya 1 berbanding 100 tahanan yang diawasi. Ini sudah tidak rasional lagi,'' ungkap Abyadi kepada Sumut Pos, Senin (2/11).

Dia melihat terbatasnya jumlah sipir dalam penjagaan membuat tahanan nekad dan relatif mudah menaklukkan sipir.

"Kalau begini terus, tidak sekali ini saja ada tahanan kabur. Bisa-bisa terjadi lagi dalam waktu dekat. Intinya petugas sipir harus ditambah,'' katanya.  (gus/sam/jpnn/ted/ris/val)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Tak Perlu Memancing Di Air Keruh


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler