jpnn.com, JAKARTA - Wali Kota Jakarta Timur M Anwar menyatakan apresiasi terhadap renovasi 42 rumah di kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur melalui program bedah kawasan yang menjadi program Baznas Bazis DKI Jakarta.
Menurut Anwar, program ini juga bagian dari bentuk hadirnya pemerintah menjawab keresahan warganya.
BACA JUGA: Baznas Bazis DKI Gelar Program Bedah Kawasan Kumuh di Kampung Melayu
“Program Bedah Kawasan di Kampung Melayu, Jakarta Timur, yang dilaksanakan oleh Baznas Bazis DKI Jakarta telah berhasil mengubah kawasan tersebut dari yang awalnya kumuh menjadi kawasan yang lebih bersih dan tertata rapi,” ujar Anwar di kantornya pada Senin (31/05/2021).
Program bedah kawasan yang menyasar rumah-rumah di wilayah RT 10, 11, dan 13 RW 04 dan 05 itu juga meringankan beban warga, terutama ketika terjadi banjir. Oleh karena itu, melalui program tersebut model bangunan dibuat dalam bentuk panggung.
BACA JUGA: Eri Cahyadi Sebut Kawasan Kumuh Surabaya 0 %, Ini Kata Prof Johan Silas
Dalam program bedah kawasan ini, Anwar mengungkapkan peran dari Pemerintah Kota Jakarta Timur adalah mengomunikasikan dengan para stakeholder dalam konsep kolaborasi.
“Kebetulan ada program Baznas Bazis DKI Jakarta, kita kolaborasikan dengan pihak lain, seperti dengan TNI Karya Bakti," ujar Anwar.
BACA JUGA: Prajurit TNI AL Beraksi di Bawah Air, Keren Banget
Menurut dia, program tersebut sangat bermanfaat bagi warga terutama bagi mereka yang memiliki usaha mikro kecil menengah (UMKM).
“Mereka mempunyai usaha mikro kecil menengah, kue-kue seperti kue subuh di Pasar Senen. Orang banyak pesan kue di sana, mungkin kalo orang datang ke sana melihat kondisi wilayah seperti yang lalu enggak akan mau pesan kue karena lingkungan yang kotor, berantakan, kumuh, MCK-nya juga tercampur dan sebagainya. Nah, sekarang kita bangun rumah tersebut menjadi lebih manusiawi," ujar Anwar.
Anwar menambahkan keberadaan rumah panggung ini juga bermanfaat untuk meminimalkan dampak dari banjir.
Dia menjelaskan ketika banjir datang, warga bisa menempati ruangan di lantai dua yang memang difungsikan sebagai tempat tinggal.
“Rumah panggung ini solusi agar warga tidak kebanjiran karena ada di lantai atas, ketika air naik, mereka di atas," ujar Anwar.
“Dengan adanya rumah panggung ini bukan berarti tidak banjir, hanya secara finansial mereka tidak begitu dirugikan, semua perabotannya ada di atas," kata Anwar.
Anwar berharap program bedah kawasan ini bisa dikembangkan di wilayah lain di Jakarta Timur dengan konsep kolaborasi.
“Rumah, tanggung jawabnya Baznas (Bazis DKI Jakarta) biayanya, lingkungan tanggung jawabnya UKPD yang ada di Jakarta Timur. SDA mengerjakan apa, Bina Marga mengerjakan apa, LH mengerjakan apa, Damkar mengerjakan apa. Jadi, di situ semuanya ada," lanjut M. Anwar.
Selanjutnya, dia berpesan agar warga bisa manfaatkan rumah panggung ini dengan baik, mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Menyesuaikan Lingkungan
Ketua Baznas Bazis DKI Jakarta KH Lutfi Fathullah mengungkapkan program bedah kawasan Baznas Bazis DKI Jakarta menyesuaikan dengan kawasan program itu dilaksanakan.
"Lingkungan yang rawan banjir kita sesuaikan dengan rawan banjir, lingkungan yang rawan kebakaran disesuaikan dengan kondisi rawan kebakaran. Di Kampung Melayu karena rawan banjir ya kita sesuaikan dengan konsep bagaimana meminimalisir dampak banjir," kata Kiai Lutfi.
Untuk itu, lanjut Kiai Lutfi, bentuk rumah dalam program bedah kawasan di Kampung Melayu dibangun tiga lantai. Lantai satu untuk ruang interaksi sosial dan lantai dua dan tiga untuk tempat tinggal.
Baznas Bazis DKI Jakarta merenovasi 42 rumah di Kelurahan Kampung Melayu melalui program bedah kawasan. Sebanyak 18 rumah dibedah total dan 24 rumah dibedah tampak muka.
Program ini merupakan program tahunan Baznas Bazis DKI Jakarta yang menyesuaikan dengan kondisi dari kawasan yang dibedah.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich