Wali Kota Malang Bantah Batasi Umat Nasrani Rayakan Natal

Senin, 24 Desember 2018 – 06:43 WIB
Sutiaji. Foto: Fisca Tanjung/JawaPos.com

jpnn.com, MALANG - Sejumlah kalangan menuding imbauan Wali Kota Malang Sutiaji agar perayaan Natal 2018 dan tahun baru 2019 tidak digelar secara demonstratif, sebagai bentuk kebijakan membatasi Umat Nasrani.

Surat imbauan bernomor 730/4146/35.73.406/2018itu berisi lima poin. Pertama, camat, lurah dan tokoh agama diminta memelihara dan meningkatkan keamanan lingkungan masing-masing.

BACA JUGA: Pengamanan Nataru Gambaran Kesiapan Polri Hadapi Pemilu

Kedua, bagi warga yang mengadakan perayaan Natal dan tahun baru diimbau tidak dilakukan secara demonstratif, sehingga mengganggu perayaan umat lain dan ketertiban umum. Ketiga, bagi pemeluk agama selain Nasrani, diharapkan kesadaran dan kesediaan untuk saling menghormati pemeluk agama Nasrani merayakan Natal.

Keempat, para pengusaha diimbau tidak memaksa karyawannya yang muslim mengenakan atribut Natal. Kelima, lurah dan camat diimbau memantau wilayahnya dan melaporkan hasilnya secara hierarki kepada Wali Kota Malang. Surat tersebut diteken pada 17 Desember lalu.

BACA JUGA: PSI Minta Wali Kota Malang Cabut Imbauan soal Perayaan Natal

Disinggung soal makna kata ”demonstratif” yang menuai kontroversi, Wali Kota Malang Sutiaji berharap masyarakat memahami arti kata di dalamnya.

”Yang saya maksud demonstratif itu, perayaan Natal dan tahun baru itu kan satu irisan yang sama. Kesannya jadi tahun baru ini miliknya orang yang merayakan Natal. Padahal kan tidak,” kata Sutiaji.

BACA JUGA: Sudah 93 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Mantan anggota DPRD Kota Malang itu berharap masyarakat tidak salah mengartikan maksudnya. ”Jadi maksudnya, saya minta jangan hura-hura,” tutur wali kota yang diusung koalisi Partai Demokrat (PD) dan Partai Golkar (PG) pada Pilwali 27 Juni 2018 lalu itu.

Sutiaji mengklaim, kata ”demonstratif” yang diperdebatkan itu sudah klir. Tidak ada masalah. Karena menurut dia, ada salah persepsi di masyarakat. ”Sebagaimana diketahui, ritual di gereja kan tidak berlebihan. Saya katakan, tidak ada penjelasan yang manipulatif,” tandas pria kelahiran Lamongan itu.

Sutiaji mengaku, dirinya mendapat banyak pesan singkat setelah viralnya edaran tersebut. Namun dia sudah menjelaskan ke semua warga dan pihak-pihak terkait. (jaf/c1/dan)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Surat Wali Kota Malang tentang Nataru Dinilai Diskriminatif


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler