Wali Kota Mataram Yakin, Peningkatan Kualitas Petani & Penyuluh Turunkan Kemiskinan

Kamis, 22 Oktober 2020 – 17:33 WIB
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi. Foto: Kementan RI for JPNN

jpnn.com, MATARAM - Peningkatan kualitas sumber daya manusia atau SDM yang dilakukan Kementerian Pertanian melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Komando Strategis Pembangunan Pertanian/Kostratani diyakini bisa membantu menurunkan kemiskinan di Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Wali Kota Mataram Ahyar Abduh mengatakan tingkat kemiskinan akan turun drastis jika kesejahteraan petani terus ditingkatkan. Apalagi 49 persen penduduk NTB bergantung pada sektor pertanian. Di sisi lain angka kemiskinan juga begitu tinggi.

BACA JUGA: Demo Dekat Istana, 7.000 Pasukan Standby di Monas dan DPR

"Jika kita ingin menurunkan angka kemiskinan, kita harus memberikan perhatian yang sungguh-sungguh kepada petani kita," ucap Akhyar saat peluncuran Model BPP Kostratani Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram, NTB, Kamis (22/10).

Dia juga menyampaikan bahwa peningkatan kesejahteraan petani dan penyuluh melalui perbaikan infrastruktur dan SDM tentu akan berkontribusi mengentaskan angka kemiskinan.

BACA JUGA: Mentan SYL: Perkuat Badan Karantina Pertanian untuk Menghadapi Tantangan Global

"Saya jamin angka kemiskinan turun kalau petani sejahtera," kata Ahyar dalam acara yang mengusung tema ‘Optimalisasi Tugas, Fungsi dan Peran BPP Sebagai Pusat Gerakan Pembangunan Pertanian di Kecamatan Menuju Kedaulatan Pangan Nasional' itu.

Sebagai Ibu Kota Provinsi NTB, Kota Mataram harus berkejaran dengan pesatnya pembangunan. Karena tak mau lahan pertanian di daerahnya tergusur, Ahyar menerbitkan peraturan dalam revisi tata ruang Mataram yang mengatur lahan pertanian abadi seluas 1.500 hektare.

BACA JUGA: Arief Kaitkan Prabowo ke AS dengan Pilpres 2024, Minta jadi Jenderal Bintang 4

"Tujuannya agar lahan pertanian kita tidak habis tergerus pembangunan. Lahan pertanian pangan berkelanjutan itu tidak bisa diotak-atik. Saya bangga dengan petani kita meski lahannya sempit, tingkat kualitas dan kuantitas pertanian kita begitu tinggi," tutur Akhyar.

Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi mengapresiasi komitmen Wali Kota Mataram terkait lahan pertanian abadi. Dia menyebut ada tiga faktor yang melesatkan peningkatan produktivitas pertanian.

Pertama, adanya sarana prasarana dan inovasi teknologi. "Sarana prasarana dan inovasi teknologi menopang kurang lebih 25 persen produktivitas pertanian," ucap Dedi.

Kedua adalah komitmen pemerintah daerah melalui peraturan-peraturan pertanian. Hal ini juga berkontribusi sekitar 25 persen terhadap peningkatan produktivitas pertanian suatu daerah.

Namun, kata Dedi, ada faktor yang lebih besar untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Hal itu tak lain adalah SDM pertanian, yakni petani dan penyuluh.

"Maka, kostratani ini adalah upaya kami untuk meningkatkan SDM petani dan penyuluh yang berorientasi pada tujuan pembangunan pertanian yakni peningkatan produktivitas dalam rangka ketahanan pangan nasional," kata Dedi.

Dia pun menjelaskan peran strategis Konstratani dalam pembangunan pertanian Indonesia. Menurutnya, pertanian identik dengan sawah, kebun dan ladang yang berada di desa-desa. Itu sebabnya kecamatan menjadi sentra gerakan pembangunan pertanian.

Penguatan pembangunan itu akan menyentuh dua hal yakni fisik dan non-fisik. Pembangunan fisik BPP Kostratani meliputi sarana dan prasarana, termasuk penguatan sistem IT seperti komputer, modem dan jaringan internet.

Di saat yang sama juga dilakukan pemberdayaan penyuluhnya. Kapasitasnya ditingkatkan melalui berbagai macam pelatihan tematik pertanian. Sedangkan pemberdayaan petani dilakukan melalui pemberian ilmu pengetahuan holistik di sektor pertanian.

Begitu juga dengan kapasitas petaninya. Kementan memberikan pelatihan bagaimana cara bercocok tanam yang baik, mengakses modal, mengolah hasil panen sehingga harganya bagus.

"Itu yang akan kami genjot. Kami akan mempercepat proses pembangunan SDM pertanian melalui Kostrstani," tegas dedi.

Tujuan utama dari penguatan SDM petani ini adalah terjadinya peningkatan produktivitas hasil pertanian. Kalau produktivitas tinggi, dipastikan penyuluhnya aktif. Begitu juga sebaliknya.

"Maka semua BPP akan kita perkuat, termasuk di Lombok Utara ini. Ada 5.733 BPP yang bisa saling berdiskusi dan curhat dan berkoordinasi," ungkap Dedi.

Dia menambahkan bahwa Kostratani berada di kecamatan. Komandannya adalah camat, pelaksana hariannya BPP yang didukung penuh oleh Babinsa dan Bhabinkamtibmas.

"Jadi Kostratani melibatkan seluruh komponen bangsa yang ada di tingkat kecamatan. Kostratani ini pusat gerakan pembangunan pertanian indonesia," jelasnya.

Di sisi lain, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menginginkan program Kostratani diharapkan akan lebih cepat menggerakkan pembangunan pertanian pedesaan menuju pertanian maju, mandiri dan modern.

"Peran itu nantinya digerakkan Balai Penyuluh Pertanian sebagai pusat pelaksanaan Kostratani dengan mengefektifkan penyuluhan, dan meningkatkan keahlian para penyuluh pertanian," kata SYL.

Selain itu, Kostratani juga didesain agar bisa mengidentifikasi potensi komoditas unggulan lokal yang bisa mengungkit pendapatan dan kesejahteraan petani. Dengan peningkatan SDM dan teknologi, Mentan SYL optimistis pertanian Indonesia akan bertransformasi menjadi pertanian unggul.(*/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler