Wali Kota: Riau Butuh Bandara Baru Berkonsep Aerocity

Senin, 23 Juli 2018 – 19:11 WIB
Wali Kota Pekanbaru Firdaus usai pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor, Senin (23/7). (Foto: Fathra/jpnn)

jpnn.com, BOGOR - Wali Kota Pekanbaru Firdaus menyodorkan usulan rencana pembangunan bandara baru di Provinsi Riau kepada Presiden Joko Widodo melalui Menteri Sekretaris Kabinet Pratikno, di sela-sela pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat pada Senin (23/7).

Kemarin, Firdaus bersama para wali kota se-Indonesia diundang Presiden Ketujuh RI ke Istana. Kesempatan itu mereka gunakan untuk menyampaikan persoalan di masing-masing kota, mulai infrastruktur, perizinan, PNS dan honorer hingga dana kelurahan.

BACA JUGA: Tabiat Lelaki Bejat

Untuk Kota Pekanbaru, Firdaus menyerahkan sejumlah catatan kepada mensesneg, karena waktu pertemuan yang terbatas tidak mencukupi untuk menyampaikan langsung kepada Presiden Jokowi.

Catatan pertama yang dititipkan untuk presiden berkaitan dengan penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) tentang penetapan kawasan
Metropolitan Pekan Sekawan (Pekanbaru, Siak, Kampar dan Pelalawan) yang sedang diproses oleh Gubernur Riau.

BACA JUGA: Oknum Polisi Penyeludup 7 Kg Sabu Diserahkan ke Polda Jatim

Kemudian soal bandara SSK II yang hanya mampu menampung 4 juta penumpang per tahun. Sementara secara faktual, volume dan kapasitasnya sudah hampir jenuh. Ditambah lagi dengan aktivitas sebagai pangkalan udara TNI AU Roesmin Nurjadin.

Dalam catatan tersebut, Firdaus memberi penekanan bahwa pemerintah perlu memerhatikan hasil kajian konsultan Angkasa Pura II tahun 2014 yang menyatakan bahwa diprediksi tahun 2025, akan ada kenaikan lalu lintas udara di Kota Pekanbaru sebesar 9,5 juta penumpang per tahun.

BACA JUGA: 10 Sindikat Narkoba Internasional Ditangkap, 2 Ditembak Mati

Sekalipun ada rencana AP II melakukan pengembangan tahap II di SSK II berupa perpanjangan run way dan perluasan terminal, itu hanya akan mampu meningkatkan kapasitas dari 4 juta menjadi 8 juta penumpang setiap tahunnya. Artinya, tetap terjadi over capacity sebesar 1,5 juta penumpang.

"Maka dari awal waktu kami pra diskusi, bagaimana pemerintah daerah bersama pemerintah pusat harus sudah mengambil kebijakan bahwa Provinsi Riau membutuhkan airport untuk skala lebih besar. Dan tentu juga ini sangat menentukan terhadap pertumbuhan ekonomi Riau dan juga berkontribusi untuk pertumbuhan nasional," kata Firdaus kepada JPNN.

Karenanya gagasan membangun airport baru dengan konsep aerocity, mesti segara diputuskan oleh pemerintah daerah dan pusat. Mengenai opsi lokasi, itu menurutnya tinggal kesepakatan bersama. Bisa di utara, selatan, barat dan timur.

"Di timur itu perbatasan antara Siak, Pelalawan, Pekanbaru dan Kampar. Tentu mana yang lebih strategis tinggal teknisnya saja, yang penting adalah kebijakannya bahwa Provinsi Riau sangat segera membutuhkan bandara baru dengan konsep aerocity," tegasnya.

Rencana membangun bandara baru ini diakui Firdaus sudah dikomunikasikan dengan pemda terkait, salah satunya Kabupaten Siak. Di mana Bupati Siak yang juga Gubernur Riau terpilih Syamsuar pernah menyampaikan ada lahan sekitar 3.000 hektare untuk bandara baru.

"Sudah (komunikasi). Kita awalnya kan dengan pra Pekan Sekawan. Ini (bandara) kan termasuk agenda Pekan Sekawan. Mudah-mudahan nanti Pak Andi yang masih sampai bulan Maret, maupun Pak Syamsuar setelahnya (melanjutkan rencana ini)," ucap Firdaus.

Usulan Perpres Pekan Sekawan sendiri menurutnya sudah diproses sejak dua tahun lalu dan sepengetahuannya pada pertengahan 2017 telah diusulkan Gubernur Riau Andi Rachman ke pemerintah pusat. Inilah yang perlu dipercepat prosesnya. (fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur Sebut tak Ada Tanggap Darurat untuk Gempa Solok


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler