jpnn.com, TANJUNGPINANG - Wali Kota Tanjungpinang Syahrul terpaksa dilarikan ke RSUD Raja Ahmad Tabib Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) Sabtu pagi dengan mobil ambulans untuk diisolasi. Sebelumnya yang bersangkutan menolak perawatan.
Berdasarkan pantauan di lokasi ANTARA melaporkan tim medis RSUD Kepri yang membawa Syahrul dari kediamannya menuju Instalasi Gawat Darurat (IGD) mengenakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap seperti sedang menangani pasien COVID-19.
BACA JUGA: 8 Pria dan 7 Perempuan Tepergok Tengah Berbuat Terlarang di Ruangan VIP Karaoke
Seorang petugas yang membawa disinfektan juga mengenakan APD.
Syahrul tampak terbaring lemas ketika dikeluarkan dari mobil ambulans. Ia mengenakan oksigen dan dibawa tim medis menuju ruang isolasi.
BACA JUGA: Melawan Petugas, Sidi Herwadi Langsung Ditembak Mati
Kemudian mobil ambulans disemprot petugas dengan menggunakan disinfektan. Bahkan telepon seluler yang dibungkus plastik juga disemprot disinfektan.
Di depan IGD, Kepala Dinas Kesehatan Tanjungpinang Rustam menjelaskan bahwa sejak awal sudah menunggu kedatangan Syahrul. Namun ia enggan membeberkan penyakit apa yang diderita Syahrul.
BACA JUGA: Istri Wawako Prabumulih Positif COVID-19, nih Riwayat Perjalanannya
Rustam pun tidak mendekati Syahrul saat dibawa keluar dari mobil ambulan. Ia memberi semangat kepada Syahrul agar cepat sembuh.
Syahrul mendengarnya, dan mengangkat tangan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kepri dr Tjetjep Yudiana, M.Kes mengatakan pada Jumat (10/4) Syahrul sudah diperiksa di RSUD Kepri di mana dokter yang memeriksa menyarankan agar dirawat, namun Syahrul pulang.
Namun Tjetjep enggan membeberkan hasil rontgen terhadap paru-paru Syahrul.
"Semalam dokter sudah meminta Pak Syahrul dirawat di RSUD, namun beliau ingin dirawat di rumah," katanya.
BACA JUGA: Budi Cahyono Mendadak Emosi saat Diminta Perawat Memakai Masker, Begini Jadinya
Informasi yang diperoleh ANTARA menyebutkan hasil rontgen ditemukan pneumenia di paru-paru Syahrul. Kondisi ini yang menyebabkan Syahrul mengalami kesakitan dan sesak napas.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budi