"Kami bingung
BACA JUGA: Pansus Temukan 10 Pelanggaran Bailout
Di negara ini siapa yang harus didengarBACA JUGA: KPK Enggan Komentari Niat Politik Tersangka Korupsi
Jumlahnya beragam, ada Rp 5 juta, ada Rp 8 jutaBACA JUGA: Polri Minta Demonstran Jaga Diri
Tapi selama tiga tahun tidak pernah disalahkan oleh BPKBaru-baru ini, KPK menyatakan salah(Ini) benar-benar membingungkan," cetus Ketua Apeksi, Eddy Santana Putra, dalam Rapat Dewan Pengurus Apeksi di Hotel Aston, Jakarta, Selasa (26/1).Untuk itu, ungkap pria yang juga Walikota Palembang tersebut, pihaknya dalam waktu dekat akan beraudiensi dengan Komisi III DPR RI, agar komisi di bidang hukum itu memberikan kepastian"Kalau memang salah, pasti dari dulu kami tidak mau menjadi pembinaTapi saham di BPD itu memang ada dana daerahKami juga memberikan pemikiran-pemikiran dalam perjalanannyaTidak mungkin kepala daerah mau menabrak aturan," tukasnya pula.
Anggota Apeksi yang juga Walikota Bontang, Andi Sofyan, menambahkan bahwa Apeksi harus berbicara dengan Presiden"Bila perlu, seluruh walikota dan bupati berbicara dengan PresidenMasak ada aturan yang berbedaSiapa yang harus dipercaya? BPK atau KPK? Dulu, BPK katakan tidak salahSudah jalan tiga tahunSekarang KPK katakan salahHal ini benar-benar membingungkan," cetusnya.
Wakil Walikota Jambi, M Sum Indra, mengaku turut prihatin atas aturan yang berbeda tersebutApalagi katanya, lantaran sudah ada korbannya di Jawa Barat"Kami sudah sepakat (untuk) meminta penegasan dari pusatJangan sampai kepala daerah dipenjara gara-gara kebijakan yang berbeda di pusatJadi, siapa yang harus kami dengarkan?" tukasnya(gus/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Apeksi Tuntut DAU 70 Persen
Redaktur : Tim Redaksi