Wamen LHK Alue Dohong: Generasi Muda Jangan Lelah Melakukan Perbaikan Lingkungan Hidup

Senin, 12 Agustus 2024 – 21:37 WIB
Wamen KLHK Alue Dohong pada acara penyerahan hadiah dan penghargaan bagi para pemenang berbagai lomba dalam ajang LIKE-2 di JCC Senayan, Minggu (11/8/2024) malam. Foto: Humas KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Menteri (Wamen) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Alue Dohong menegaskan ajang Festival LIKE-2 (Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan Energi) yang  diinisiasi oleh Kementerian LHK dalam rangka road to COP ke-29 UNFCCC 2024 yang akan berlangsung di Baku, Azerbaijan, pada pertengahan November mendatang ini sangat penting bagi kaum muda.

Pasalnya, kegiatan tersebut mengekspresikan gagasan, inovasi dan pemikiran generasi muda guna mengatasi masalah lingkungan hidup dan kehutanan, termasuk energi. Oleh karena itu, forum sangat luar biasa.

BACA JUGA: Lestari Moerdijat Dorong Pengembangan Diri Generasi Muda untuk Memajukan Ekraf di Daerah

“Barusan saya melihat lomba dan debat, anak-anak muda memiliki taraf berpikir yang luar biasa baik dalam debat maupun lomba pidato serta dalam menggunakan bahasa asing dan Indonesia, kenapa? Generasi muda, generasi Z maupun Alfa dan sebagainya adalah pewaris masa depan bangsa,” ujar Wamen Alue Dohong ketika seusai penyerahan hadiah dan penghargaan bagi para pemenang berbagai lomba dalam ajang LIKE-2 di JCC Senayan, Minggu malam (11/8/2024).

Menurut Alue Dohong, dengan kualitas dan penguasaan yang bagus, cara berkomunikasi yang bagus akan membuat anak-anak muda bagian dari komunitor pada stakeholder untuk menyampaikan gagasan tentang lingkungan hidup dan kehutanan.

BACA JUGA: Wamen LHK Apresiasi Kegiatan ENSIA 2024

Harapan kepada para pemenang, ujar Wamen Alue Dohong adalah menjadikan forum LIKE -2 yang luar biasa ini ini pemacu dan motivasi serta untuk mengajak temen, rekan yang lain.

Artinya apabila anak muda melakukan sesuatu yang positif ini akan diapresiasi pemerintah dan pihak terkait. Ini jadi simpul untuk mengajak generasi muda mengimplementasikan gagasan-gagasan mereka tentang lingkungan hidup dan kehutanan.

BACA JUGA: Wamen LHK Alue Dohong Susuri Kota Solo Dalam Gowes Ramah Iklim 2024

Menurut Wamen Alue Dohong, Indonesia butuh diplomasi lingkungan, lomba-lomba ini bagian dari membagun para calon diplomat atau negosiator ulung yang kuasa substansi, strategi dan memperkuat misi Indoesia sebagai leading by example di tingkat global.

“Jangan pernah lelah mencintai bangsa ini. Jangan permah lelah menjaga lingkunganan hidup dan kehutanan. Jangan pernah lelah mengajak semua orang untuk melakukan tindakan yang bai bagi perbaikan lingkungan hidup dan kehutanan. Tanpa menjaga dan memelihara  lingkungan hidup dan kehutanan yang baik, maka harapan akan terciptanya generasi emas tidak akan tewujud,” pesan Wamen Alue Dohong.

Lomba Diplomasi Lingkungan dan HLH 2024

Seperti diketahui, generasi muda dapat mendukung transformasi perubahan sosial dan ekonomi serta meningkatkan hubungan kita dengan alam.

Peran generasi muda dalam menangani permasalahan lingkungan sangat penting untuk dilibatkan. Generasi muda memiliki pandangan yang progresif dalam isu-isu seperti keadilan sosial dan perubahan iklim. Mereka ingin disebut sebagai pembela masyarakat dan kelompok yang tidak dapat menyuarakan kepentingannya.

Dengan kata lain, generasi muda memiliki peran penting untuk proses perubahan dan keberlanjutan dalam pelestarian lingkungan.

Berdasarkan Akerlund (2000), pemimpin muda membantu masyarakat menjadi lebih kreatif, memunculkan ide-ide baru dan hidup berkelanjutan.

Dia menyebut pemimpin muda bekerja dalam pelestarian lingkungan dan dirinya makin melihat anak-anak dan remaja sebagai konstituen yang vital.

Selain itu, generasi muda yang memiliki jumlah populasi yang signifikan juga harus mulai didorong untuk terlibat aktif secara langsung untuk mulai memikirkan serta masuk dalam ranah diskusi dan perumusan kebijakan dalam tataran diplomasi lingkungan.

Menurut Wamen, Diplomasi Lingkungan adalah upaya yang dilakukan oleh seluruh aktor baik itu negara-negara, organisasi internasional, kelompok masyarakat, dan yang lainnya untuk mempromosikan kerja sama global dalam isu-isu lingkungan seperti perubahan iklim, keanekaragaman hayati, konservasi sumber daya alam, dan polusi.

Tujuannya adalah untuk mencapai kesepakatan, mengadopsi kebijakan, dan mengimplementasikan tindakan yang memperbaiki atau mengatasi masalah lingkungan secara bersama-sama.

Generasi muda memiliki peran sebagai katalisator dalam aspek advokasi dan kesadaran melalui suara yang kuat dalam mengajak dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya masalah lingkungan. Mereka dapat menggunakan media sosial dan kegiatan publik lainnya.

Dia mengatakan generasi muda juga memiliki inovasi dan solusi yang segar dan kreatif untuk mengatasi tantangan permasalahan lingkungan.

Lebih lanjut, dia mengatakan generasi muda juga bisa membuktikan juga bisa ikut terlibat dalam partisipasi pengambilan keputusan, aksi langsung dan gerakan sosial, serta kolaborasi internasional.

“Generasi muda harus didorong dan diberikan perhatian khusus agar mereka terlibat dalam gerakan lingkungan secara berkelanjutan. Dengan demikian, generasi muda perlu dipersiapkan untuk menjadi pemimpin lingkungan,” papar Wamen.

Dia mengatakan generasi muda Indonesia yang kita inginkan adalah generasi muda yang dapat saling memberi inspirasi kepada generasi muda lainnya untuk dapat belajar dan berkarya sebaik mungkin.

Generasi muda memiliki pandangan yang progresif dalam topik-topik seperti keadilan sosial, lingkungan hidup, perubahan iklim.

Generasi Muda yang dapat terjun di tengah masyarakat dan bersama menyelesaikan masalah bangsa. Mereka “harus kaya dengan ide dan gagasan serta berani mengimplementasikannya secara bertanggung jawab”.

Dia mengatakan tujuan dari penyelenggaraan lomba-lomba ini yakni pelibatan dengan menciptakan influence experience bagi generasi muda untuk terlibat langsung dalam diplomasi lingkungan dan upaya pengelolaan lingkungan hidup sejak awal sekaligus menjawab kondisi faktual dan tantangan pemulihan lingkungan hidup di Indonesia;

Proses Penyelenggaraan Kompetisi 

Dirjen PPKL KLHK Sigit Reliantoro dalam laporannya mengatakan Ditjen PPKL-KLHK  telah menyelenggarakan rangkaian Lomba Hari Lingkungan Sedunia Tahun 2024 dan Kompetisi Diplomasi Lingkungan  telah dimulai sejak bulan Februari dan puncaknya pada hari ini Minggu, 11 Agustus 2024 pada Festivak LIKE-2.

Penyelenggaraan lomba HLH 2024 diisi dengan stadium general dan boothcamp pembinaan yang diisi oleh para pakar lingkungan dan praktisi.

Penyelenggaraan Kompetisi Diplomasi Lingkungan telah menjaring 2.092 peserta dari 605 sekolah seluruh Indonesia untuk lomba karya tulis, 843 peserta dengan total gabungan dari 214 Sekolah dan Perguruan untuk lomba video lingkungan dan konsep pemulihan lingkungan.

Debat Lingkungan Bahasa Indonesia Pelajar SMA 1.176 peserta dari 336 sekolah, Pidato Bahasa Inggris Pelajar SMA 794 peserta dari 498 sekolah, Debat Lingkungan Bahasa Inggris Mahasiswa 309 Peserta dari 48 Perguruan tinggi.

Pihak yang telah berkolaborasi dan bersinergi dengan kami dalam penyelenggaraan lomba HLH dan Diplomasi Lingkungan Tahun 2024.

Para Mentor dan Dewan Juri yang berasal dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Institut Sains dan Teknologi Nasional, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, National Geographic, Institut Seni Jakarta, serta dukungan dari Ditjen Dikti Ristek dan Direktorat SMA, Kemendikbud Ristek, Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, dan Ditjen Kerja Sama Multilateral, Kementerian Luar Negeri.

Jenis Kompetisi 

1. Lomba Karya Tulis Lingkungan

2. Lomba Video Lingkungan

3. Lomba Konsep Pemulihan Lingkungan

4. Lomba Diplomasi Lingkungan: Debat Lingkungan Bahasa Inggris, Debat Lingkungan Bahasa Indonesia dan Pidato Lingkungan Bahasa Inggris.

Kompetisi Diplomasi di Festival LIKE-2

Festival LIKE sedari awal kami konsepkan sebagai agenda yang mengkolaborasikan konsep edukasi dan entertainment, atau edutainment.

Dalam aspek edukasi kami juga menghadirkan kompetisi Diplomasi Lingkungan yang babak semi final dan final telah kita saksikan bersama. Kompetisi Diplomasi Lingkungan terdiri dari 3 lomba. 

1. Lomba Pidato Bahasa Inggris yang pada tahap awal pendaftaran telah menjaring 794 peserta yang diikuti oleh Pelajar SMA/SMK/Madrasah Aliyah serta pondok pesantren.

2. Debat Lingkungan Bahasa Indonesia diikuti oleh 392 Tim dari 336 sekolah serta yang baru kami tambahkan tahun ini Kompetisi Debat Lingkungan Bahasa Inggris sebanyak 103 tim dari 48 perguruan tinggi seluruh Indonesia.

Kompetisi Diplomasi Lingkungan melengkapi kompetisi yang telah kami selenggarakan sebelumnya untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2024, yaitu Lomba Karya Tulis, Lomba Video Lingkungan, dan Lomba Konsep Pemulihan Lingkungan.

Penyelenggaraan lomba bukan hanya untuk berkompetisi, namun juga bertujuan sebagai bentuk edukasi.

Selama penyelenggaraan kami memberikan peserta pelatihan melalui boothcamp yang diisi oleh tim KLHK, Ahli Lingkungan, Komunitas Lingkungan, akademisi serta praktisi yang sesuai dengan jenis lomba seperti jurnalis, sutradara dan pembuat film dokumenter, dan ahli public speaking.

Melalui lomba, kami ingin membangun jejaring, memberikan saluran, dan melatih generasi muda untuk lebih peka dan berani untuk mengekspresikan pandangan mereka terhadap isu dan kondisi lingkungan dan kehutanan yang ada di sekitar mereka dengan ide dan gagasan yang kritis dan bertanggung jawab.

Para Pemenang

Juara 1 Pidato Bahasa Inggris SMA: Benediva Boaz Ambarita, SMA Unggul Del 

Juara 1 Debat Bahasa Indonesia SMA: SMAN 3 Kota Tangerang Selatan

Juara 1 Debat Bahasa Inggris Mahasiswa: Universitas Indonesia

Juara Utama Konsep Pemulihan Lingkungan Ekoriparian: Universitas Sebelas Maret

Juara Utama Konsep Pemulihan Lingkungan Lahan: Universitas Gadjah Mada

Juara 1 Video Lingkungan: Institut Teknologi Bandung

Juara 1 Karya Tulis Lingkungan: Abie Firmansyah, SMAN 1 Pemalang.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler